Minggu, 23 April 2017

TUGAS SOFTSKILL 2 (LOGO TERAPI (VIKTOR EMIL FRANKL))

LOGO TERAPI (VIKTOR EMIL FRANKL)
Konsep Dasar
Pandangan Frankl tentang kesehatan psikologis menekankan pentingnya kemauan akan arti. Frankl berpendapat bahwa manusia harus dapat menemukan makna hidupnya sendiri dan kemudian setelah menemukan mencoba untuk memenuhinya. Bagi Frankl setiap kehidupan mempunyai makna dan kehidupan itu adalah suatu tugas yang harus dijalani. Mencari makna dalam hidup inilah prinsip utama teori Frankl yang dinamakan logoterapi.
Logoterapi memiliki tiga konsep dasar, yaitu :
-          Keinginan Akan Makna
Istilah tema utama logoterapi adalah karakteristik eksitensi manusia, dengan makna hidup sebagai inti teori. Menurut Frankl yang paling dicari dan diinginkan manusia dalam hidupnya adalah makna, yaitu makna yang didapat dari pengalaman hidupnya baik dalam keadaan senang ataupun dalam penderitaan. Konsep keinginan kepada makna (the will to meaning) inilah menjadi motivasi utama kepribadian manusia (Frankl, 1977). Sebutan the will to meaning sengaja dibedakan Frankl dengan sebutan the drive to meaning karena makna dan nilai-nilai hidup tidak mendorong (to push, to drive) tetapi seakan-akan menarik (to pull) dan menawar (to offer) manusia untuk memenuhi kenyataan hidup, yang menurutnya pula tidaklah menyediakan keseimbangan tanpa tegangan, tetapi justru menawarkan suatu tegangan khusus, yaitu tegangan kenyataan diri pada waktu sekarang dan makna-makna yang harus dipenuhi: Bring us to Meaning. Diantara kedua hal itulah proses pengembangan pribadi berlangsung.
-          Kebebasan Berkeinginan
Konsep kebebasan berkeinginan (freedom of will), mengacu pada kebebasan manusia untuk menentukan sikap (freedom to take a stand) terhadap kondisi-kondisi biologis, psikologi, dan sosiokultural. Kualitas ini adalah khas insani yang bukan saja merupakan kemampuan untuk mengambil jarak (to detach) terhadap berbagai kondisi lingkungan, melainkan juga kondisi diri sendiri (self-detachment). Dalam pandangan logoterapi, kebebasan disini adalah kebebasan yang bertanggung jawab agar tidak berkembang menjadi kesewenangan.
-          Makna Hidup
Konsep makna hidup adalah hal-hal yang memberikan arti khusus bagi seseorang yang apabila berhasil dipenuhi akan menyebabkan kehidupannya dirasakan berarti dan berharga, sehingga akan menimbulkan penghayatan bahagia (happiness). Makna hidup tidak dapat diberikan oleh siapa pun, tetapi harus dicari dan ditemukan sendiri. Orang lain hanya dapat menunjukkan hal-hal yang potensial bermakna, akan tetapi kembali kepada orang itu sendiri untuk menentukan apa yang ditanggapinya.

Makna yang kita cari memerlukan tanggung jawab pribadi. Bukan orang lain atau sesuatu yang lain, bukan orang tua, teman, atau bangsa yang dapat memberi kita pengertian tentang arti dan maksud dalam hidup kita.

Unsur-Unsur Logoterapi
-          Munculnya Gangguan
·         Neurosis somatogenik, yaitu gangguan perasaan yang berkaitan dengan ragawi
·         Neurosis psikogenik, yaitu gangguan perasaan yang berasal dari hambatan-hambatan psikis
·         Neurosis noogenik, yaitu gangguan neurosis yang disebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk hidup bermakna
-          Tujuan Terapi
Tujuan utama logoterapi adalah meraih hidup bermakna dan mampu mengatasi secara efektif berbagai kendala dan hambatan pribadi. Hal ini diperoleh dengan jalan menyadari dan memahami serta merealisasikan berbagai potensi sumber daya kerohanian yang dimiliki setiap orang yang sejauh ini mungkin terhambat dan terabaikan. Selain itu, logoterapi juga bertujuan untuk menolong pasien menemukan tujuan dan maksud dalam hidupnya dengan memperlihatkan bernilainya tanggung jawab dan tugas-tugas tertentu.
-          Peran Terapis
·         Terapis harus menunjukkan kepada klien bahwa setiap manusia mempunyai tujuan yang unik yang dapat tercapai dengan suatu cara tertentu.
·         Terapis berusaha membuat klien menyadari secara penuh tanggung jawab dirinya dan memberinya kesempatan untuk memilih, untuk apa, kepada apa, atau kepada siapa dia harus bertanggung jawab.
·         Terapis tidak tergoda untuk menghakimi klien-kliennya, karena dia tidak pernah membiarkan seorang klien melemparkan tanggung jawab kepada terapis untuk menghakiminya.

Teknik-teknik Logoterapi
Dijelaskan dalam Semiun (2006) teknik-teknik logoterapi terdiri atas beberapa teknik antara lain sebagai berikut :
-          Intensi Paradoksikal
Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana klien diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi klien diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya. Teknik ini pada dasarnya bertujuan lebih daripada perubahan pola-pola tingkah laku. Lebih baik dikatakan suatu reorientasi eksistensial. Menurut logoterapi disebut antagonisme psikonoetik yang mengacu pada kapasitas manusia untuk melepaskan atau memisahkan dirinya tidak hanya dari dunia, tetapi juga dari dirinya sendiri.
-          Derefleksi
Frankl (dalam Semiun, 2006) percaya, bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Dengan mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada orang lain, persoalan-persoalan itu akan hilang dengan sendirinya. Dengan teknik tersebut, klien diberi kemungkinan untuk mengabaikan neurosisnya dan memusatkan perhatian pada sesuatu yang terlepas dari dirinya.
-          Bimbingan Rohani
Bimbingan rohani adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.

RATIONAL EMOTIVE THERAPY (ALBERT ELLLIS)
Konsep Dasar
Konsep dasar yang di kembangkan oleh Ellis (dalam Willis, 2010:75-76) adalah sebagai berikut :
-          Pemikiran manusia adalah penyebab dasar dari gangguan emosional. Reaksi emosional yang sehat maupun tidak sehat, bersumber dari pemikirana itu.
-          Manusia mempunyai potensi pemikiran rasional dan irasional. Dengan pemikiran rasional dan inteleknya manusia dapat terbebas dari gangguan  emosional.
-          Pemikiran irasional bersumber pada disposisi lewat pengalaman masa kecil dan pengaruh budaya.
-          Pemikiran dan emosi tidak dapat di pisahkan
-          Berfikir logis dan tidak logis dilakukan dengan simbl-simbol bahasa.
-          Pada diri manusia sering terjadi self-verbalization. Yaitu mengatakan sesuatu yang terus menerus pada dirinya.
-          Pemikiran tak logis-irasional dapat di kembalikan kepada pemikiran logis dengan reorganisasi persepsi. Pemikiran tak logis itu merusak dan merendahkan diri melalui emosionalnya.


Unsur-unsur Terapi
Unsur-unsur terapi rasional emotif menurut Corey (1982) adalah sebagai berikut :
-          Tujuan Terapi
Ellis (1979) mengelompokkan arah dari RET terhadap klien:
·         Self-Interest : Tanpa menjadi benar-benar diserap ke dalam diri mereka, orang yang sehat secara emosional memiliki kapasitas untuk tertarik pada diri mereka sendiri.
·         Social-Interest : Manusia jarang memilih untuk menyendiri, dan mereka memiliki kepentingan dalam hidup secara efektif dengan orang lain dalam kelompok sosial.
·         Self-Direction : Meskipun secara emosional orang yang sehat mungkin lebih suka kerjasama dan dukungan orang lain, namun mereka tidak menuntut dukungan ini. mereka mampu memikul tanggung jawab untuk kehidupan mereka sendiri, dan mereka dapat bekerja untuk memecahkan secara independen sebagian besar masalah mereka sendiri.
·         Tolerance : Orang dewasa dapat tidak menghukum kesalahan orang lain atas perilaku orang tersebut.
·         Flexibility : Orang sehat tetap fleksibel dalam ide-ide mereka, terbuka untuk berubah.
·         Commitment : Individu yang sehat memiliki kapasitas untuk menjadi benar-benar diserap dalam sesuatu di luar diri mereka sendiri.
·         Self-Acceptance : Orang sehat menerima diri karena mereka masih hidup, dan mereka menghindari mengukur diri mereka dengan prestasi eksternal dari evaluasi orang lain.

Teknik-teknik Terapi
Pendekatan konseling rasional emotif menggunakan berbagai teknik yang bersifat kogntif, afektif, dan behavioral yang disesuaikan dengan kondisi klien. Beberapa teknik dimaksud antara lain adalah sebagai berikut.
-          Teknik-Teknik Emotif (Afektif)
·         Assertive adaptive
Teknik yang digunakan untuk melatih, mendorong, dan membiasakan klien untuk secara terus-menerus menyesuaikan dirinya dengan tingkah laku yang diinginkan. Latihan-latihan yang diberikan lebih bersifat pendisiplinan diri klien.
·         Bermain peran
Teknik untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan (perasaan-perasaan negatif) melalui suatu suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga klien dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu.
·         Imitasi
Teknik untuk menirukan secara terus menerus suatu model tingkah laku tertentu dengan maksud menghadapi dan menghilangkan tingkah lakunya sendiri yang negatif.
-          Teknik-teknik Behavioristik
·         Reinforcement
Teknik untuk mendorong klien ke arah tingkah laku yang lebih rasional dan logis dengan jalan memberikan pujian verbal (reward) ataupun hukuman (punishment). eknik ini dimaksudkan untuk membongkar sistem nilai dan keyakinan yang irrasional pada klien dan menggantinya dengan sistem nilai yang positif. Dengan memberikan reward ataupun punishment, maka klien akan menginternalisasikan sistem nilai yang diharapkan kepadanya.
·         Social modeling
Teknik untuk membentuk tingkah laku-tingkah laku baru pada klien. Teknik ini dilakukan agar klien dapat hidup dalam suatu model sosial yang diharapkan dengan cara imitasi (meniru), mengobservasi, dan menyesuaikan dirinya dan menginternalisasikan norma-norma dalam sistem model sosial dengan masalah tertentu yang telah disiapkan oleh konselor.
-          Teknik-teknik Kognitif
·         Home work assigments
Teknik yang dilaksanakan dalam bentuk tugas-tugas rumah untuk melatih, membiasakan diri, dan menginternalisasikan sistem nilai tertentu yang menuntut pola tingkah laku yang diharapkan. Teknik ini dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan sikap-sikap tanggung jawab, kepercayaan pada diri sendiri serta kemampuan untuk pengarahan diri, pengelolaan diri klien dan mengurangi ketergantungannya kepada konselor.
·         Latihan assertive
Teknik untuk melatih keberanian klien dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial. Maksud utama teknik latihan asertif adalah mendorong kemampuan klien mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya, membangkitkan kemampuan klien dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau memusuhi hak asasi orang lain, mendorong klien untuk meningkatkan kepercayaan dan kemampuan diri dan meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku asertif yang cocok untuk diri sendiri.

TERAPI KELOMPOK
Konsep Dasar
Terapi Kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi klien dengan gangguan interpersonal. Keuntungan yang diperoleh individu melalui terapi aktivitas kelompok ini adalah dukungan (support), pendidikan, meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, meningkatkan kemampuan hubungan interpersonal dan meningkatkan uji realitas sehingga terapi aktivitas kelompok ini dapat dilakukan pada karakteristik gangguan seperti : gangguan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, klien dengan perilaku kekerasan atau agresif dan amuk serta menarik diri/isolasi sosial. Selain itu, dapat mengobati klien dalam jumlah banyak, dapat mendiskusikan masalah-masalah secara kelompok, menggali gaya berkomunikasi, belajar bermacam cara dalam memecahkan masalah, dan belajar peran di dalam kelompok. Namun, pada terapi ini juga terdapat kekurangan yaitu : kehidupan pribadi klien tidak terlindungi, klien kesulitan mengungkapkan masalahnya, terapis harus dalam jumlah banyak. Dengan sharing pengalaman pada klien dengan isolasi sosial diharapkan klien mampu membuka dirinya untuk berinteraksi dengan orang lain sehingga keterampilan hubungan sosial dapat ditingkatkan untuk diterapkan sehari-hari.

Unsur-unsur Terapi
-          Munculnya Gangguan
Terapi kelompok digunakan apabila pasien yang mengalami karakteristik gangguan seperti kebingungan konsep diri, harga diri rendah, perubahan persepsi sensori halusinasi, kekerasan, atau menarik diri dari lingkungan social yang sudah tidak dapat ditangani lagi oleh terapi yang bersifat individual.
Jenis dan Tujuan Terapi Kelompok menurut Rawlins, Wiliams dan Beck (1993) :
·         Kelompok terapeutik
Bertujuan mencegah masalah kesehatan, mendidik, mengembangkan potensi, meningkatkan kualitas kelompok dengan angota saling bantu dalam menyelesaikan masalah.
·         Terapi kelompok
Membuat sadar diri, meningkatkan hubungan interpersonal dan membuat perubahan.
·         Terapi aktivitas kelompok
Aktivitas dapat berupa latihan sosialisasi dalam kelompok yang dilakukan secara bertahap. Selain itu, dapat juga berupa melakukan hal yang menjadi hobinya seperti menyanyi, saat melakukan hobi, terapis mengobservasi reaksi pasien berupa ekspresi perasaan secara nonverbal.
-          Peran Terapis
Terapis membantu, mendorong pasien secara aktif agar mencapai tujuan-tujuan dari terapi kelompok

Teknik-teknik Terapi
Ada beberapa bentuk khusus terapi kelompok, antara lain :
-          Psikodrama
Psikodrama merupakan suatu bentuk terapi kelompok, yang dikembangkan oleh J.L. Moreno pada tahun 1946, dimana pasien didorong untuk memainkan suatu peran emosional di depan para penonton tanpa dia sendiri dilatih sebelumnya. Tujuan dari psikodrama ini adalah membantu seorang pasien atau kelompok pasien untuk mengatasi masalah-masalah pribadi dengan menggunakan permainan drama, peran, atau terapi tindakan. Lewat cara-cara ini pasien dibantu untuk mengungkapkan perasaan-perasaan tentang konflik, kemarahan, agresi, perasaan bersalah, dan kesedihan. Sama dengan Freud, Moreno melihat emosi-emosi yang terpendam dapat dibongkar (kompleks-kompleks emosional dihilangkan dengan membawanya ke kesadaran, dan membuat energi emosional diungkapkan/katarsis).
Metode psikodrama yang sangat Penting. Seperti yang dikembangkan dan dipraktekkan oleh Moreno, psikodrama menggunakan tempat yang menyerupai panggung. Hal ini bertujuan supaya pasien memainkan peran di alam khayal, dengan demikian ia merasa bebas mengungkapkan sikap-sikap yang terpendam dan motivasi-motivasi yang kuat. Ketika peran dimainkan, implikasi-implikasi realistic dan tingkah lakunya yang dramatis menjadi jelas. Keterampilan terampis dalam mengenal dan menafsirkan dinamika yang diungkapkan memudahkan proses terapi. Ada tiga tahap yang penting dalam psikodrama :
·         Tahap pelaksanaan, dimana subjek memerankan khayalan-khayalannya.
·         Tahap penggantian, dimana orang-orang yang sebenarnya menggantikan orang-orang yang dikhayalkan subjek.
·         Tahap penjernihan, dimana diadakan pengalihan dari kontak individu-individu pengganti ke kontak dengan individu-individu di mana subjek memiliki kesempatan menyesuaikan diri dengan mereka dalam kehidupan yang nyata.
Sebaliknya, Whittaker memberikan suatu gambaran singkat tentang bagaimana sebaiknya psikodrama itu dilaksanakan. Dia mengemukakan bahwa psikodrama menggunakan 4 instrument utama, yaitu :
·         Panggung, yang merupakan ruang kehidupan psikologis dan fisik bagi subjek atau pasien.
·         Sutradara atau pekerja.
·         Staf dari ego-ego penolong (auxiliary ego) atau penolong-penolong teraupetik.
·         Para penonton.
Ego-ego penolong maupun para penonton terdiri dari anggota-anggota kelompok lain. Strateginya adalah memberi kemungkinan kepada subjek untuk memproyeksikan dirinya kedalam dunianya sendiri dan membangkitkan respon-respon dari kawan-kawan anggota kelompoknya sendiri. Selanjutnya, Whittaker mengemukakan 4 teknik yang bisa digunakan, yaitu:
·         Presentasi diri. Pasien mempresentasikan dirinya sendiri atau seorang figur yang penting dalam kehidupannya.
·         Memimpin percakapan sendiri. Pasien melangkah keluar dari drama dan berbicara pada dirinya sendiri dan kepada kelompoknya.
·         Teknik ganda. Seorangg ego penolong berperan bersama dengan pasien dan melakukan segala sesuatu yang dilakukan pasien pada waktu yang sama.
·         Teknik cermin. Seorang ego penolong berperan sejelas mungkin menggantikan pasien. Dari para penonton, pasien memperhatikan bagaimana dia melihat dirinya sendiri sebagaimana orang-orang lain melihatnya.
-          Role playing (bermain peran)
Memainkan peran adalah suatu variasi dari psikodrama yang tidak menggunakan alat-alat sandiwara (drama). Taknik ini banyak digunakan untuk mendorong pasien berbicara dan mengembangkan persepsi-persepsi baru dalam berbagai situasi kelompok, misalnya diruang kelas, program-program hubungan manusia dalam bidang usaha dan industri, dan pertemuan-pertemuan latihan (training)
-          Encounter groups
Encounter groups adalah bentuk-bentuk khusus dari terapi kelompok yang muncul dari gerakan humanistik pada tahun 1960-an. Encounter groups bertujuan untuk membantu mengembangkan kesadaran diri dengan berfokus pada bagaimana para anggota kelompok berhubungan satu sama lainalam suatu situasi diaman di dorong untuk mengungkapkan perasaan secara terus terang.Encounter groups tidak berlaku bagi orang yang mengalami masalah-masalah psikologis yang berat, tetapi hanya ditujukan kepada orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik, berusaha memajukan pertumbuhan pribadi, meningkatkan kesadaran mengenai kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka sendiri serta cara-cara mereka berhubungan dengan orang lain.Encounter groups berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini melalui pertemuan-pertemuan yang intensif atau konfrontasi-konfrontasi langsung dengan orang-orang baru. Beberapa kelompok dibentuk sebagai kelompok-kelompok marathon yang mungkin berlangsung terus-menerus selama 12 jam atau lebih. Karena bertolak dari pendekatan humanistik, encounter groups, menekankan interaksi-interaksi yang terjadi ditempat ini dan kini.
Fokus dari encounter groups adalah mengungkapkan perasaan-perasaan yang asli dan bukan menafsirkan atau membicarakan masa lampau. Apabila seorang anggota kelompok dipersepsikan oleh orang lain bersembunyi di belakang kedok atau topeng sosial, maka orang lain berusaha sedemikian rupa supaya orang tersebut membuka kedok itu, dan dengan demikian mendorong orang itu untuk mengungkapkan perasaan-perasaannya yang sebenarnya.
Teknik konfrontasi ini dapat merusak bila para anggota kelompok memaksa mengungkapkan dengan terlalu cepat perasaan-perasaan pribadi orang itu yang belum mampu ditanganinya atau bila orang itu merasa diserang atau dikambinghitamkan oleh orang lain dalam kelompok. Para pemimpin kelompok yang bertanggungjawab tetap berusaha mengendalikan kelompok itu untuk mencegah penyalahgunaan tersebut dan mempertahankan kelompok itu bergerak kearah yang memudahkan pertumbuhan pribadi dan kesadaran diri.
TERAPI PERILAKU
Konsep Dasar
Selama masa perkembangannya sampai saat ini, terdapat tiga perubahan besar dalam penerapan terapi perilaku, yaitu :
-          Terapi perilaku yang fokus pada memodifikasi perilaku-perilaku tampak (overt behavior), yakni yang didasarkan pada prinsip dan prosedur clasical dan operant conditioning. Terdapat dua pendekatan yang terkenal yakni :
·         Applied behavior analysis (Skinner)
Pada pendekatan ini asumsi yang digunakan adalah perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi (behavior is a function of its consequences). Prosedur yang digunakan berupa pemberian reinforcement, punishment, extinction dan stimulus control.
·         Neobehavioristic mediational stimulus response (Mowrer & Miller). Merupakan aplikasi dari konsepclasical conditioning. Pada pendekatan ini mulai disadari bahwa proses mental mempunyai pengaruh terhadap hukum belajar yang kemudian membentuk suatu perilaku. Model pendekatan Stimulus Respon menggunakan proses mediasional. Teknik-teknik yang digunakan berupa systematic desensitization dan flooding.
-          Gerakan ke dua ialah Social-Cognitive theory yang diprakarsai oleh Bandura (1986). Ada 3 faktor yang terpisah namun saling membentuk sistem interaksi satu sama lainnya, yang berupa lingkungan (external stimulus event), penguatan (external reinforcement), dan proses kognitif (cognitive mediational processes). Social-Cognitive Theory beranggapan bahwa ketiga elemen terseut saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu, dalam prosedur treatment yang menjadi fokus adalah individu itu sendiri sebagai agent of change. Aplikasi dari teori ini adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT).
-          Gerakan ketiga dalam perkembangan terapi perilaku didasari oleh argumentasi Hayes (2004) yang mulai menggunakan konsep penerimaan (acceptance) yg merupakan proses aktif dari self-affirmation, menerima bukan berarti menyerah melainkan keberanian untuk mengalami/merasakan pikiran perasaan negatif. Terdapat dua bentuk terapi perilaku yang menggunakan konsepacceptance, yakni :
·         Dialectical Behaviora Therapy (DBT)
Terdapat dua konsep penting dalam penerapan DBT, yakni Acceptance and change dan Mindfullness. Untuk mencapai kondisi mindfullness dibutuhkan beberapa kemampuan yang harus dikuasai, yakni :
§  Mengamati serta memperhatikan emosi yang dirasakan tanpa mencoba untuk menghentikan walaupun terasa sangat menyakitkan.
§  Mencoba untuk menjelaskan dan menjabarkan pikiran serta perasaan yang sedang dirasakan.
§  Jangan langsung menghakimi atas pikiran dan perasaan yang sedang dialami, tapi coba untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang menjadi penyebab hal tersebut.
§  Stay in the present.
§  Fokus pada satu hal (one mindfully).
·         Acceptance and Commitment Therapy (ACT).
Sedangkan dalam Acceptance and Commitment Therapy mengkombinasikan prinsip-prinsip behaviorisme Skinner dengan faktor bahasa dan kognitif serta bagaimana ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam psikopatologi. Terdapat empat konsep utama yakni :
§  Experiential avoidance. Mengacu pada proses mencoba untuk menghindari pengalaman pribadi negatif atau menyedihkan
§  Acceptance. ACT dirancang untuk membantu klien belajar bahwa menghindari pengalaman adalah bukan solusi.
§  Cognitive Defusion. Konsep ini mengacu memisahkan pikiran dari orang lain yang dan apa yang kita pikirkan.
§  Commitment. ACT berfokus pada tindakan.

Unsur-unsur Terapi
-          Tujuan Terapi Perilaku
Menurut Corey (2009), tujuan umum terapi perilaku adalah menciptakan kondisi-kondisi baru bagi proses belajar. Dasar alasannya ialah bahwa segenap perilaku adalah dapat dipelajari (learned), termasuk perilaku yang maladaptif. Jika tingkah laku neurotik learned, maka ia bisa unlearned(dihapus dari ingatan), dan tingkah laku yang lebih efektif bisa diperoleh. Terapi perilaku pada hakikatnya terdiri atas proses penghapusan hasil belajar yang tidak adaptif dan pemberian pengalaman-pengalaman belajar yang di dalamnya terdapat respons-respons yang layak, namun belum dipelajari. Berkaitan dengan penjelasan diatas secara sederhana tujuan dari terapi perilaku adalah :
·         Meningkatkan perilaku, yaitu reinforcement positif (memberi penghargaan terhadap perilaku) danreinforcement negatif (mengurangi stimulus aversi)
·         Mengurangi perilaku, yaitu punishment (memberi stimulus aversi), respons cost (menghilangkan atau menarik reinforcement), dan extinction (menahan reinforcerment)
Sedangkan, menurut Latipun (2001) tujuan terapi perilaku adalah mencapai kehidupan tanpa mengalami perilaku somatik, yaitu kehidupan tanpa mengalami kesulitan atau hambatan perilaku yang dapat membuat ketidakpuasan dalam jangka panjang, atau mengalami konflik dengan lingkungan sosial.
-          Peran Terapis
·         Memainkan peran aktif dan direktif dalam pemberian treatment
Yakni terapis menerapkan pengetahuan ilmiah pada pencarian pemecahan masalah-masalah manusia pada kliennya. Terapis tingkah laku secara khas berfungsi sebagai guru, pengarah, dan ahli dalam mendiagnosis tingkah laku yang maladaptif dan dalam menentukan prosesur-prosedur penyembuhan yang diharapkan, mengarah pada tingkah laku yang baru dan adjustive
·         Terlibat dalam pemberian penguatan-penguatan sosial
Terapis harus terlibat dalam pemberian penguatan-penguatan sosial, baik yang positif maupun yang negatif. Bahkan meskipun, mempersepsikan dirinya sebagai pihak yang netral sehubungan dengan pertimbangan-pertimbangan nilai, terapis membentuk tingkah laku klien, baik melalui cara-cara langsung maupun cara-cara tidak langsung.
·         Penguat bagi tingkah laku klien
Peran mengendalikan tingkah laku klien yang dimainkan oleh terapis melalui penguatan menjangkau situasi di luar konseling serta dimasukan ke dalam tingkah laku klien dalam dunia nyata: “konselor mengganjar respon-respon tertentu yang dilaporkan telah ditampilkan oleh klien dalam situasi-situasi kehidupan nyata dan menghukum respon-respon yang lainnya. Ganjaran-ganjaran itu adalah  persetujuan, minat, dan keprihatinan, perkuatan semacam itu penting terutama pada periode ketika klien mencoba respon-respon atau tingkah laku baru yang belum secara tetap diberi perkuatan oleh orang lain dalam kehidupan klien”. Salah satu penyebab munculnya hasil yang tidak memuaskan adalah bahwa terapis tidak cukup memperkuat tingkah laku yang baru dikembangkan oleh klien
·         Model bagi klien
Bandura menunjukan bahwa sebagian besar proses belajar yang melalui pengalaman langsung juga bisa diperoleh melalui pengamatan terhadap tingkah laku orang lain. Ia mengungkapkan bahwa salah satu proses fundamental yang memungkinkan klien bisa mempelajari tingkah laku baru adalah imitasi atau percontohan sosial yang disajikan oleh terapis. Terapis sebagai pribadi menjadi model yang penting bagi klien. Karena klien sering memandang terapis sebagai orang yang patut diteladani, klien acap kali meniru sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan dan tingkah laku terapis. Jadi, terapis harus menyadari peranan penting yang dimainkannya dalam proses identifikasi.

Teknik-teknik Terapi
-          Desensitisasi sistematik
Desensitisasi sistematik adalah salah satu teknik yang paling luas digunakan dalam terapi tingkah laku. Desensitisasi sistematik digunakan untuk menghapus tingkah laku yang diperkuat secara negatif, dan ia menyertakan pemunculan tingkah laku atau respon yang berlawanan dengan tingkah laku yang hendak dihapuskan itu. Desensitisasi diarahkan pada mengajar klien untuk menampilkan suatu respon yang tidak konsisten dengan kecemasan.
Desensitisasi sistematik juga melibatkan teknik – teknik relaksasi. Klien dilatih untuk santai dan mengasosiasikan keadaan santai dengan pengalaman-pengalaman pembangkit kecemasan yang dibayangkan atau divisualisasi.
-          Terapi implosif daan pembanjiran
Teknik-teknik pembanjiran berlandaskan paradigma mengenai penghapusan eksperimental. Teknik ini terdiri atas pemunculan stimulus berkondisi secara berulang-ulang tanpa pemberian perkuatan. Stampfl (1975) mengembangkan teknik yang berhubungan dengan teknik pembanjiran yang disebut “terapi implosif” seperti halnya dengan desensitisasi sistematik, terapi implosif berasumsi bahwa tingkah laku neurotik melibatkan penghindaran terkondisi atas stimulus-stimulus penghasil kecemasan.
Stampfl (1975) mencatat beberapa contoh bagaimana terapi implosif berlangsung. Prosedur-prosedur penanganan klien mencakup :
·         Pencarian stimulus-stimulus yang memicu gejala-gejala
·         Menaksir bagaimana gejala-gejala berkaitan dan bagaimana gejala-gejala itu membentuk tingkah laku klien
·         Meminta kepada klien untuk membayangkan sejelas-jelasnya apa yang dijabarkannya tanpa disertai celan atas kepantasan situasi yang dihadapinya
·         Bergerak semakin dekat kepada ketakutan yang paling kuat yang dialami klien dan meminta kepadanya untuk membayangkan apa yang paling ingin dihindarinya
·         Mengulang prosedur-prosedur tersebut sampai kecemasan tidak lagi muncul dalam diri klien
·         Latihan asertif
Latihan asertif akan membantu bagi orang-orang yang :
·         Tidak mampu mengungkapkan kemarahan atau perasaan tersinggung
·         Menunjukkan kesopanan yang berlebihan dan selalu mendorong orang lain untuk mendahuluinya
·         Memiliki kesulitan untuk mengatakn “tidak”
·         Mengalami kesulitan untuk mengungkapkan afeksi dan respons-respons positif lainnya
·         Merasa tidak punya hak untuk memiliki perasaan-perasaan dan pikiran-pikiran sendiri
-          Terapi Aversi
Teknik-teknik aversi adalah metode-metode yang paling kontroversial yang dimiliki oleh para behavioris meskipun digunakan secara luas sebagai metode-metode untuk membawa orang-orang kepada tingkah laku yang diinginkan. Sebagian besar lembaga sosial menggunakan prosedur-prosedur aversif untuk mengendalikan para anggotanya dan untuk membentuk tingkah laku individu agar sesuai dengan yang telah digariskan: perusahaan-perusahaan menggunakan pemecatan dan penangguhan pembayaran upah, sedangkan pemerintah menggunakan denda dan hukuman penjara.
-          Pengondisian operan
Tingkah laku operan merupakan tingkah laku yang paling bearti dalam kehidupan sehari-hari, yang mencakup membaca, berbicara, berpakaian, makan dengan alat-alat makan, bermain, dan sebagainya. Prinsip perkuatan yang menerangkan pembentukan, pemeliharaan atau penghapusan pola-pola tingkah laku, merupakan inti dari pengondisian operan. Berikut ini uraian ringkas dari metode-metode pengondisian operan yang mencakup :
·         Perkuatan Positif
Pembentukan suatu pola tingkah laku dengan memberikan ganjaran atau perkuatan segera setlah tingkah laku yang diharapkan muncul adalah suatu cara yang ampuh untuk mengubah tingkah laku. Pemerkuat-pemerkuat baik primer (memuaskan kebutuhan-kebutuhan fisiologis) maupun sekunder (memuaskan kebutuhan–kebutuhan psikologis dan sosial), diberikan untuk rentang tingkah laku yang luas. Contoh pemerkuat primer adalah makanan dan tidur atau istirahat. Contoh pemerkuat sekunder adalah yang bisa menjadi alat yang ampuh untuk membentuk tingkah laku yang diharapkan antara lain adalah senyuman, pujian, uang dan hadiah-hadiah. Penerapan pemberian perkuatan positif pada psikoterapi membutuhkan spesifikasi tingkah laku yang diharapkan, penemuan tentang apa agen yang memperkuat bagi individu dan penggunaan perkuatan positif secara sistematis guna memunculkan tingkah laku yang diingkan.
·         Pembentukan Respon
Dalam pembentukan respon, tingkah laku sekarang secara bertahap diubah dengan memperkuat unsur-unsur kecil dari tingkah laku baru yang diinginkan secara berturut-turut sampai mendekati tingkah laku akhir. Pembentukan respon berwujud pengemabangan suatu respon yang pada mulanya tidak terdapat dalam perbendaharaan tingkah laku individu.
·         Perkuatan Intermiten
Perkuatan intermiten diberikan secara bervariasi kepada tingkah laku yang spesifik. Tingkah laku dikondisikan oleh perkuatan intermiten pada umumnya lebih tahan terhadap pengahpusan disbanding dengan tingkah laku yang dikondisikan melalui pemberian perkuatan yang terus-menerus.
·         Penghapusan
Terapis, guru dan orang tua yang menggunakan penghapusan sebagai teknik utama dalam mengahpus tingkah laku yang tidak diinginkan harus mencatat bahwa tingkah laku yang tidak diinginkan itu pada mulanya bias menjadi lebih buruk sebelum akhirnya terhapus atau dikurangi.
·         Pencontohan
Dalam pencontohan, individu mengamati seorang model dan kemudian diperkuat untuk mencontoh tingkah laku sang model. Bandura (1969) menyatakan bahwa belajar yang bias diperoleh melalui pengalaman langsung bias pula diperoleh secara tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensi-konsekuensinya. Jadi, kecakapan-kecakapan social tertentu bias diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model-model yang ada.
·         Token Economy
Metode token economy dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku apabila persetujuari dan pemerkuat-pemerkuat yang tidak bias diraba lainnya tidak memberikan pengaruh. Dalam token economy, tingkah laku yang layak bias diperkuat dengan perkuatan-perkuatan yang bias diraba (tanda-tanda seperti kepingan logam) yang nantinya bias ditukar dengan objek-obejk atau hak istimewa yang diingini. Metode token economy sangat mirip dengan yang dijumpai dalam kehidupan nyata, misalnya, para pekerja dibayar untuk hasil pekerjaan mereka. Penggunaan tanda-tanda sebagai pemerkuat-pemerkuat bagi tingkah laku yang layak memiliki beberapa keuntunga, yaitu : 
1. Tanda-tanda tidak kehilangan nilai insentifnya, 
2. Tanda-tanda bisa mengurangi penundaan yang ada diantara tingkah laku yang layak dengan ganjarannya, 
3. Tanda-tanda bias digunakan sebagai pengukur yang kongkret bagi motivasi individu untuk mengubah tingkah laku tertentu, 
4. Tanda-tanda adalah bentuk perkuatan yang positif, 
5. Individu memiliki kesempatan untuk memutuskan bagaimana menggunakan tanda-tanda yang diperolehnya, 
6. Tanda-tanda cenderung menjembatani kesenjangan yang sering muncul diantara lembaga dan kehidupan sehari-hari.







DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar