Senin, 20 April 2015

Semua Karena Cinta


Nama               : Isye Yuliawati Hermansyah

NPM               : 15514536

Kelas               : 1PA15

JUDUL            : Semua Karena Cinta



Akhirnya Alexandra Simpsons akan memasuki kehidupan perkuliahan setelah membuang-buang waktu selama satu tahun karena sebuah kesalahan. Berawal dari orientasi kampus atau sering disebut juga dengan OSPEK semua mahasiswa dikumpulkan disebuah aula kampus dengan menggunakan kemeja putih dan rok hitam.Alexa mendapatkan sebuah pengalaman baru yaitu berkenalan dengan teman-teman yang ramah tanpa perasaan canggung dan malu karena biasanya ia sulit beradaptasi dalam lingkungan baru. Selagi menunggu temannya, Alexa duduk di aula dan menyalakan laptopnya. Namun matanya melihat seseorang yang selama ini ia kenal, seseorang yang pernah mengisi hati Alexa, seseorang yang memiliki banyak kenangan indah,  tetapi dalam sekejap mata ia menyakiti, memilih wanita lain, meninggalkan sebuah goresan yang mendalam, meskipun begitu entah mengapa Alexa selalu mengaharapkanya. Lelaki tersebut adalah Jordan Damianto, mahasiswa semester 6 dikampus yang sama. Alexa ingin menyapanya, namun tidak lama kemudian ada seorang wanita yang menghampirinya dan menggenggam erat tangannya. Perasaan sakit itu muncul kembali, rasa perih, hancur, dan rasa yang mengingatkan jika ia pernah ada di posisi wanita tersebut.

 Tak lama kemudian ia tersadar dari lamunannya karena dikagetkan oleh suara salah satu seseorang teman SMA yang sedang di tunggu ia  bernama Brandon Hutama.

“Hay, Lex hari pertama masuk kampus udah ngelamun aja.”

Alexa mendongkak dari laptop-nya dan tersenyum kecil. Brandon berada dihadapannya, dengan tas dan laptop yang dipegang dilengannya..

“Hay.. hmm iya tadi kebetulan aku liat Jordan sama pacarnya.”

“Oh ya ? masih aja sih hehe. Makan yuk laper nih.” Brandon langsung mengalihkan pembicaraan.

Alexa tidak pernah tau kenapa Brandon masih tetap saja datang menemuinya, menemaninya,selalu ada untuk Alexa bahkan ia memilih Universitas dan Fakultas yang sama dengan Alexa.  Jika  ia berkunjung kerumah, Alexa  lebih banyak mengurung diri di kamar dan tak mau turun ketika Brandon datang. Tapi belakangan ini Alexa sadar bahwa ia sudah bersikap sangat buruk terhadap lelaki itu. Brandon sudah terlalu baik padanya, lalu kenapa ia tidak mau bersikap baik terhadap lelaki itu ?  Itulah kenapa Alexa mulai mau menerima ajakan Brandon untuk jalan-jalan walaupun sekedar makan. Brandon tidak pernah memaksa, ajakannya selalu dalam bentuk tawaran.

Sampai saat ini Alexa masih memikirkan Jordan, secara tidak sengaja Alexa bertemu kembali dengan Jordan di dalam lift. Namun Jordan bersikap seperti orang tidak kenal. Akhirnya Alexa mengambil sebuah keputusan untuk kebaikannya sendiri dan supaya ia tak lagi menabur lukanya dengan garam, Alexa pun meng-unfollow Twitter dan BBM Jordan. Sewaktu melakukanya, Alexa merasa sangat berat. Tetapi entah kenapa, setelah itu ia seolah merasakan sebuah beban yang sangat berat berhasil diangkat dari pundaknya. Belenggu yang memasungnya sudah dipatahkan. Tali yang mengikatnya telah diputuskan. Ia merasa bebas, lepas dan rasa sakit yang selalu menikamnya setiap kali ia memikirkan Jordan berkurang sangat banyak.

Seperti biasa rutinitas Alexa setiap sore adalah duduk di taman belakang, kebetulan Brandon sedang main dirumahnya.

“Gimana hari ini ? Apa saja yang sudah kamu lakukan ?”

“Alhamdulillah baik, seharian ini aku belajar untuk UTS”

“Yaudah semangat ya Alexa, semoga hasilnya memuaskan”

“Iya makasih Brand, kamu juga belajar dong.”

“Siap bos!.”

Obrolan mereka terputus ketika Papa datang dan menghampiri kami di teras belakang, masih dengan pakaian kerjanya, sepertinya ia baru sampai dirumah.

“Alexa.” Panggil papanya, ia sedikit kaget ketika menyadari ada Brandon di sana, tapi dengan cepat mampu pulih dengan kekagetannya.

“Ya, Pa?” tanya Alexa Heran.

“Papa dapet kabar, katanya Jordan mau tunangan ya ? dan setelah lulus dia sekeluarga mau pindah ke Singapura.”

Terjadi sudah. Hari ini akhirnya datang juga, hari ketika Jordan benar-benar pergi. Hari dimana Alexa tahu, tak ada lagi hal yang akan menghubungkannya dengan pemuda itu. Tapi anehnya dia tak menangis. Tak setetes air matanya tumpah sejak ia mendengar kabar itu dari papanya.

Brandon menatapnya dengan khawatir tepat setelah papa Alexa memberikan kabar tersebut. Tampaknya pemuda itu menduga air mata Alexa akan tumpah, dan ia sudah menyiapkan diri, namun dugaan Brandon ternyata salah.

“Lex?” panggil Brandon lembut. “Kamu...”

Dan saat itulah Alexa tahu, Brandon sudah mengerti semuanya entah sejak kapan. Dan mungkin itulah alasan mengapa ia bertahan, selalu berusaha ada disamping Alexa, karena ia tahu Alexa sangat rapuh, Alexa sewaktu-waktu bisa hancur, dan dia ingin ada untuk menopang, untuk menjaga dan melindungi Alexa. Hal tersebutlah yang membuat Alexa ingin menangis karena Brandon begitu baik, terlalu baik, dan selama ini Alexa tidak pernah menyadarinya.

“Lex,” panggil Brandon. “bagaimana sesungguhnya perasaanmu ? apakah kamu baik-baik saja ?”

“Ya aku baik-baik saja.” Alexa terseyum. “Kamu mengetahui semuanya kan ?”

Brandon terlihat ragu sejenak, tetapi ia langsung mengangguk.

“itulah sebabnya kamu selalu menemaniku.”

“Bukan.” Brandon mengeleng, membuat Alexa terkejut “Jauh sebelum aku tahu apa penyebabnya, meski aku penasaran setengah mati, aku sudah bertekad akan tetap ada disisimu.”

“Kenapa?” tanya Alexa tak mengerti.

“Ketika SMA, aku meninggalkan seorang wanita yang pernah aku cintai, hanya karena perasaan malu sehingga aku pun tidak pernah mengungkapkannya. Aku tidak mau hal tersebut terulang kembali. Aku ingin selalu ada ketika ia membutuhkanku, aku ingin selalu ada untuk dia dan selalu ada di dekatnya. Terutama ketika ia mengalami masa yang sulit, seperti beberapa bulan yang lalu.”

Alexa terkejut, dan ia bisa merasakan air mata mengalir ke pipinya. Bukan air mata kesedihan melainkan air mata kebahagiaan dan penuh rasa syukur. Dan kali ini Alexa menyadari, mamanya pernah mengatakan ada lebih bahagia jika kita dicintai, dari pada mencintai. Lebih bahagia jika ia memastikan ada seseorang yang selalu menjaga perasaan kita agar tidak tersakiti.

Alexa benar-benar kehilangan kata-kata, apalagi ketika ia merasakan tangan Brandon meraih tanggannya, dan menggenggamnya erat. Bukan karena hasrat, bukan dengan keinginan untuk memuaskan dirinya sendiri, tapi dengan ketulusan dan cinta yang sangat besar dan perlindungan yang ia berikan.Semenjak itulah ia sadar alasan Brandon selalu didekatnya dikarenakan perasaan CINTA. 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar