TUGAS
KE-2
KESEHATAN
MENTAL
NAMA
KELOMPOK :
-
AYU ANDRIANI
(11514863)
-
DINAR IBADI FAJRI
(13514149)
-
FAHDIAH AUDITAWATI
(13514771)
-
FARIHA FARHA MUHAMAD (13514984)
-
IKA DESTY WULANDARI (15514125)
-
ISYE YULIAWATI
HERMANSYAH (15514536)
-
KARTIKA
NINDYA DWI (15514786)
-
SUCI PUJI YATI (1A514479)
-
YANUAR DWI DIMAS (1C514354)
KELAS 2PA15
1.
Penyesuaian
diri dan pertumbuhan
A. Penyesuaian
Diri
Penysuaian
diri adalah usaha manusia untuk keharmonian pada diri sendiri dan
lingkungannya. Proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu
mencapai keseimbangan hidup dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan
lingkungan.Penyesuaian diri bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia
terus menerus berusaha menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna
mencapai pribadi yang sehat.Penyesuaian adalah sebagai suatu proses kerah
hubungan yang harmonis antara tuntutan eksternal dan internal.Dalam proses
penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan dan frustasi, dan individu
di dorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari
keteganga.Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila
ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar dapat diterima oleh
lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
Karakteristik
penyesuaian diri
Karakteristik
penyesuaian diri terbagi menjadi dua, ada yang penyesuaian diri positif dan
penyesuaian diri negatif
a) Penyesuaian
diri secara positif
1) Tidak
menunjukan adanya ketegangan emosional
2) Tidak
menunjukan adanya frustasi pribadi
3) Memiliki
pertimbangan rasional dan pengarahan diri
4) Mampu
dalam belajar
5) Menghargai
pengalaman
6) Bersikap
realistis dan ojektif
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif,
individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk antara lain :
1) Penyesuaian
dengan menghadapi masalah secara langsung
2) Penyesuaian
dengan melakukan eksplorasi
3) Penyesuaian
dengan train atau coba coba
4) Penyesuaian
diri dengan substitusi (Mencari pengganti)
5) Penyesuaian
diri dengan belajar
6) Penyesuaian
diri dengan inhibisi dan pengendalian diri
7) Penyesuaian
diri dengan perencanaan yang cermat
b) Penyesuaian
diri yang salah
Kesalahan
dalam melakukan penyesuain diri secara salah ditandai dengan berbagai bentuk
tingkah laku yang serba salah, tidak terarah , emosisonal ,sikap dapat realistik
agresif dan sebagainya.
Faktor yang mengatur
perkembanagan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu –penentu itu dapat
di kelompokan :
1) Kondisi
–kondsi fisik
2) Perkembangan
dan kematangan
3) Penentu
psikologis
4) Kodisi
lingkungan khususnya keluarga dan sekolah
5) Penentu
kultular
B. Pertumbuhan
Personal
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Prof Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secra terus-menerus.
a. Proses
dalam pertumbuhan individu secara fisik
Dari
bayi hingga usia tua sbagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara
terus-menrus. Penyesuaian diri dengan lingkungannya pun terus berkembang.
b. Variasi
dalam pertumbuhan
Dalam
variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian individu dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan
tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosialnya karena ketidakberhasilan
individu dalam melakukan penyesuaian terdapat rintangan baik dari dalam diri
maupun dari luar diri.
c. Kondisi-kondisi
untuk bertumbuh
Carl
Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam
suatu hubungan yaitu :
-
Keikhlasan kemampuan
untuk menyadari perasaan sendiri atau menyadari kenyataan
-
Menghormati keterpisahan
dari orang lain tanpa kecuali
-
Keinginan yang
terus-menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain
d. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
-
Faktor biologis :
Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian atau warisan
biologis yang sangat kental
-
Faktor geografis :
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang nantinya kan
menentukan baik atau buruknya pertumbuhan personal seseorang
-
Faktor budaya :
Kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang tetapi bukan
berarti kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga. Selain itu
ada hal penting yang berkaitan dengan penyesuaan diri dan pertumbuhan personal
adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri
dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
2.
Stress
A. Arti
penting stress
Stress
adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada
dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental.
Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena
stress, disebut strain.
B. Tipe-tipe
strees menurut Psikologi
1) |Tekanan
: Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras
tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu
tersebut bertindak. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan
sehari-hari
2) Frustasi : Merupakan suatu harapan yang diinginkan
dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan
3) Konflik : Konflik diartikan sebagai sesuatu proses
social antara dua orang aau lenih (bias juga lebih) dimana salah satu pihak
berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghacurkannya atau membuatnya tidak
berdaya.
4) Kecemasan
: Ada rasa suatu ketegangan, rasa tidak nyaman, kekhawatiran, yang timbul
karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.
C. Symptom-reducting
responses terhadap stress
Respon
terhadap strss menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003: 566) penanganan stress
atau coping terdiri dari 2 bentuk yaitu :
-
Coping yang berfokus
pada masalah (problem-focuesed coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi
kognitif untuk penanganan stress atu coping yang digunakan oleh individu yang
menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannnya.
-
Coping berfokus pada
emosi (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan
stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara
emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Defence mechanism
1. Identifikasi
: Suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiaannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut.
2. Kompensasi
: Seorang individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu tetapi
mendapatkan kepuasan dibidang lain.
3. Overcompensation/Reaction
formation : Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut
tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta
melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
4. Sublimasi
: Suatu mekanisme sejenis yang memgang peranan positif dalam menyelesaikan
suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
5. Proyeksi
: Mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek
diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
6. Introyeksi
: Memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
7. Reaksi
konversi : Mengalihkan konflik kealat tubuh atau mengembangkan gejala fisik
8. Represi
: Konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
dengan alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan
9. Supresi
: Menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya
10. Denial
: Mekanisme perilaku penolakan terhadap suatu yang tidak menyenangkan
11. Regresi
: Mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustrasi, ia
menarik diri dari pergaulan dengan lingkungannya.
12. Fantasi
: Apabila seseorang menghadapi konflik frustrasi, ia menarik diri dengan
berhayal dan berfantasi misalnya dengan lamunan
13. Negativisme
: Perilaku seseorang yang selalu bertentangan atau menentang otoritas orang
lain dengan perialku tidak terpuji
14. Sikap
mengeritik orang lain : Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain
dengan kritikan-kritikan.
D. Pendekatan
“Problem solving” terhadap stress
Dalam Siswanto
dijelaskan dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian
tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini
menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback. Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self, teman-teman cukup menghipnotis diri sendiri
dan melakukan sugesti untuk diri sendiri, cara ini lebih efektif karena kita
tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Dan jika teman-teman ingin
melakukan hipno-self, utamanya adalah tempat
harus nyama dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang
menyebabkan teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah
tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang positif, Insya Allah cara ini akan berhasil ditambah dengan
pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan Semesta Alam)
https://trisofiya.wordpress.com/2014/04/24/tugas-tulisan-kesehatan-mental-ke-2-tri-sofiyah-na_2pa1017512461/www.syahnozablogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar