Kamis, 21 April 2016

TUGAS 2 KESEHATAN MENTAL

TUGAS KE-2
KESEHATAN MENTAL



NAMA KELOMPOK          :
-          AYU ANDRIANI                                         (11514863)
-          DINAR IBADI FAJRI                                 (13514149)
-          FAHDIAH AUDITAWATI                         (13514771)
-          FARIHA FARHA MUHAMAD                  (13514984)
-          IKA DESTY WULANDARI                      (15514125)
-          ISYE YULIAWATI HERMANSYAH       (15514536)
-          KARTIKA NINDYA DWI                         (15514786)
-          SUCI PUJI YATI                                          (1A514479)
-          YANUAR DWI DIMAS                               (1C514354)

 KELAS 2PA15



1.      Penyesuaian diri dan pertumbuhan

A.   Penyesuaian Diri
Penysuaian diri adalah usaha manusia untuk keharmonian pada diri sendiri dan lingkungannya. Proses penyesuaian diri adalah proses bagaimana individu mencapai keseimbangan hidup dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan lingkungan.Penyesuaian diri bersifat suatu proses sepanjang hayat dan manusia terus menerus berusaha menemukan dan mengatasi tekanan dan tantangan hidup guna mencapai pribadi yang sehat.Penyesuaian adalah sebagai suatu proses kerah hubungan yang harmonis antara tuntutan eksternal dan internal.Dalam proses penyesuaian diri dapat saja muncul konflik, tekanan dan frustasi, dan individu di dorong meneliti berbagai kemungkinan perilaku untuk membebaskan diri dari keteganga.Individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian diri apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu lingkungannya.
Karakteristik penyesuaian diri
Karakteristik penyesuaian diri terbagi menjadi dua, ada yang penyesuaian diri positif dan penyesuaian diri negatif
a)      Penyesuaian diri secara positif
1)      Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional
2)      Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
3)      Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri
4)      Mampu dalam belajar
5)      Menghargai pengalaman
6)      Bersikap realistis dan ojektif

 Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk antara lain :
1)      Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
2)      Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi
3)      Penyesuaian dengan train atau coba coba
4)      Penyesuaian diri dengan substitusi (Mencari pengganti)
5)      Penyesuaian diri dengan belajar
6)      Penyesuaian diri dengan inhibisi dan pengendalian diri
7)      Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat

b)      Penyesuaian diri yang salah
Kesalahan dalam melakukan penyesuain diri secara salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah , emosisonal ,sikap dapat realistik agresif dan sebagainya.

Faktor yang mengatur perkembanagan dan terbentuknya pribadi secara bertahap. Penentu –penentu itu dapat di kelompokan :
1)      Kondisi –kondsi fisik
2)      Perkembangan dan kematangan
3)      Penentu psikologis
4)      Kodisi lingkungan khususnya keluarga dan sekolah
5)      Penentu kultular

B.    Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang normal. Prof Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung secra terus-menerus.
a.       Proses dalam pertumbuhan individu secara fisik
Dari bayi hingga usia tua sbagai manusia normal mengalami pertumbuhan secara terus-menrus. Penyesuaian diri dengan lingkungannya pun terus berkembang.
b.      Variasi dalam pertumbuhan
Dalam variasi pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam melakukan penyesuaian individu dalam melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik, maupun sosialnya karena ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian terdapat rintangan baik dari dalam diri maupun dari luar diri.

c.       Kondisi-kondisi untuk bertumbuh
Carl Roger (1961) menyebutkan 3 aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan yaitu :
-          Keikhlasan kemampuan untuk menyadari perasaan sendiri atau menyadari kenyataan
-          Menghormati keterpisahan dari orang lain tanpa kecuali
-          Keinginan yang terus-menerus untuk memahami atau berempati terhadap orang lain
d.      Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan personal :
-          Faktor biologis : Karakteristik anggota tubuh yang berbeda setiap orang, kepribadian atau warisan biologis yang sangat kental
-          Faktor geografis : Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang nantinya kan menentukan baik atau buruknya pertumbuhan personal seseorang
-          Faktor budaya : Kebudayaan juga berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang tetapi bukan berarti kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga. Selain itu ada hal penting yang berkaitan dengan penyesuaan diri dan pertumbuhan personal adalah komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.

2.      Stress
A.   Arti penting stress
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan stress dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan mental. Pada dasarnya, stress adalah sebuah bentuk ketegangan, baik fisik maupun mental. Sumber stress disebut dengan stressor dan ketegangan yang di akibatkan karena stress, disebut strain.

B.    Tipe-tipe strees menurut Psikologi
1)      |Tekanan : Hasil hubungan antara peristiwa-peristiwa persekitaran dengan individu. Paras tekanan yang dihasilkan akan bergantung kepada sumber tekanan dan cara individu tersebut bertindak. Tekanan mental adalah sebagian daripada kehidupan sehari-hari
2)      Frustasi      : Merupakan suatu harapan yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi tidak sesuai dengan yang diharapkan
3)      Konflik      : Konflik diartikan sebagai sesuatu proses social antara dua orang aau lenih (bias juga lebih) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghacurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
4)      Kecemasan : Ada rasa suatu ketegangan, rasa tidak nyaman, kekhawatiran, yang timbul karena dirasakan akan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan.

C.    Symptom-reducting responses terhadap stress
Respon terhadap strss menurut Lazarus (dalam Santrock, 2003: 566) penanganan stress atau coping terdiri dari 2 bentuk yaitu :
-          Coping yang berfokus pada masalah (problem-focuesed coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif untuk penanganan stress atu coping yang digunakan oleh individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannnya.
-          Coping berfokus pada emosi (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stress dimana individu memberikan respon terhadap situasi stress dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Defence mechanism
1.      Identifikasi : Suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dengan membuatnya menjadi kepribadiaannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti orang lain tersebut.
2.      Kompensasi : Seorang individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu tetapi mendapatkan kepuasan dibidang lain.
3.      Overcompensation/Reaction formation : Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan pertama.
4.      Sublimasi : Suatu mekanisme sejenis yang memgang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
5.      Proyeksi : Mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
6.      Introyeksi : Memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
7.      Reaksi konversi : Mengalihkan konflik kealat tubuh atau mengembangkan gejala fisik
8.      Represi : Konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan dengan alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan
9.      Supresi : Menekan konflik, impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya
10.  Denial : Mekanisme perilaku penolakan terhadap suatu yang tidak menyenangkan
11.  Regresi : Mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustrasi, ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkungannya.
12.  Fantasi : Apabila seseorang menghadapi konflik frustrasi, ia menarik diri dengan berhayal dan berfantasi misalnya dengan lamunan
13.  Negativisme : Perilaku seseorang yang selalu bertentangan atau menentang otoritas orang lain dengan perialku tidak terpuji
14.  Sikap mengeritik orang lain : Bentuk pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan.

D.   Pendekatan “Problem solving” terhadap stress
Dalam Siswanto dijelaskan dalam menangani stres yaitu menggunakan metode Biofeedback, tekhniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stres kemudian belajar untuk menguasainya. Teknik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit sebagai feedback. Tetapi jika teman-teman tahu tentang hipno-self, teman-teman cukup menghipnotis diri sendiri dan melakukan sugesti untuk diri sendiri, cara ini lebih efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendiri. Dan jika teman-teman ingin melakukan hipno-self, utamanya adalah tempat harus nyama dan tenang, dan teman-teman cukup membangkitkan apa yang menyebabkan teman-teman stres, cari tahu gejalanya hingga akar dari masalah tersebut, kemudian berikan sugesti-sugesti yang positif, Insya Allah cara ini akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah kepada Tuhan Semesta Alam)


https://trisofiya.wordpress.com/2014/04/24/tugas-tulisan-kesehatan-mental-ke-2-tri-sofiyah-na_2pa1017512461/www.syahnozablogspot.com