Nama : Isye Yuliawati Hermansyah
NPM : 15514536
Kelas :
2PA15
TUGAS 1 KESEHATAN MENTAL
A. Teori
Kepribadian Sehat
Kepribadian
adalah kata yang begitu umum dipakai di dunia Psikologi, kepribadian seseorang
bisa dinilai dari kemampuannya memperoleh reaksi-reaksi dari berbagai orang
dalam berbagai keadaan. Untuk definisi kepribadian hampir bisa dikatakan tidak
ada suatu kesepakatan definisi dari keseluruhan pandangan yang pernah
dilontarkan.
Sehat
merupakan bagian dari harta manusia yang tak ternilai harganya. Sehat merupakan
anugerah dari Sang Maha Pencipta untuk makhluk hidup melakukan perbuatan mulia
sehingga sehat dapat di pandang indah untuk selalu disandang oleh individu yang
sadar akan hal tersebut.
a. Teori
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Psikoanalisis
Sigmund Freud
(1856-1939) merupakan pendiri psikoanalisis. Menurut Freud pikiran-pikiran yang
direpres atau ditekan, merupakan sumber perilaku yang tidak normal atau
menyimpang.
Sumbangan terbesar
Freud pada teori kepribadian adalah eksplorasinya ke dalam dunia tidak sadar
dan keyakinannya bahwa manusia termotivasi oleh dorongan-dorongan utama yang
belum atau tidak mereka sadari. Bagi Freud, kehidupan mental terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam sadar. Alam tidak sadar terbagi menjadi
dua tingkat, alam tidak sadar dan alam bawah sadar.
b. Teori
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Behavioristik
Behaviorisme atau
Aliran Perilaku (juga disebut Perspektif Belajar) adalah filosofi dalam
psikologi yang berdasar pada proposisi bahwa semua yang dilakukan organisme —
termasuk tindakan, pikiran, atau perasaan— dapat dan harus dianggap sebagai
perilaku. Aliran ini berpendapat bahwa perilaku demikian dapat digambarkan
secara ilmiah tanpa melihat peristiwa fisiologis internal atau konstrak
hipotetis seperti pikiran. Behaviorisme beranggapan bahwa semua teori harus
memiliki dasar yang bisa diamati tapi tidak ada perbedaan antara proses yang
dapat diamati secara publik (seperti tindakan) dengan proses yang diamati
secara pribadi (seperti pikiran dan perasaan).
Teori-teori
behavioristik adalah proses belajar serta peranan lingkungan yang merupakan
kondisi langsung belajar dalam menjelaskan perilaku. Semua bentuk tingkah laku
manusia adalah hasil belajar yang bersifat mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behavioristik terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku
harus dijelaskan dalam pengaruh kausal lingkungan terhadap diri individu
2. Pemahaman
terhadap manusia harus dibangun berdasarkan riset ilmiah objektif à dikontrol
dengan seksama dalam eksperimen laboratorium Manusia dianalogikan atau dianggap
sebagai tikus pintar yang mempelajari labirin kehidupan. Behavioristik memiliki
pandangan tentang kehendak bebas yaitu perilaku yang ditentukan oleh
lingkungan.
c. Teori
Kepribadian Sehat Menurut Aliran Humanistik
Abraham Maslow
(1908-1970) dapat dipandang sebagai Bapak dari psikologi humanistik. Gerakan
ini merasa tidak puas terhadap psikologi behavioristik dan psikoanalisis, dan
memfokuskan penelitiannya pada manusia dengan ciri-ciri eksistensinya.
Psikologi humanistik
mulai di Amerika Serikat pada tahun 1950 dan terus berkembang. Tokoh-tokoh
Psikologi Humanistik memandang behavorisme mendehumanisasi manusia. Psikologi
Humanistik mengarahkan perhatiannya pada humanisasi psikologi yang menekankan
keunikan manusia. Menurut Psikologi Humanistik manusia adalah makhluk kreatif,
yang dikendalikan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri bukan oleh
kekuatan-kekuatan ketidaksadaran.
Ø Gordon
Allport
Kepribadian yang
matang Oleh Gordon Allport:
Saat ini teori-teori
Allport (tentang kepribadian yang sehat) tetap relevan. Berikut adalah tujuh
kriteria dari Allport tentang sifat-sifat khusus kepribadian yang sehat:
1. Perluasan
Perasaan Diri
ketika seseorang
menjadi matang, ia mengembangkan perhatian-perhatian di luar diri. Tidak cukup
sekadar berinteraksi dengan sesuatu atau seseorang di luar diri. Lebih dari
itu, ia harus memiliki partisipasi yang langsung dan penuh, yang oleh Allport
disebut "partisipasi otentik". Dalam pandangan Allport, aktivitas
yang dilakukan harus cocok dan penting, atau sungguh berarti bagi orang
tersebut. Jika menurut kita pekerjaan itu penting, mengerjakan pekerjaan itu
sebaik-baiknya akan membuat kita merasa enak, dan berarti kita menjadi
partisipan otentik dalam pekerjaan itu. Hal ini akan memberikan kepuasan bagi
diri kita. Orang yang semakin terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas,
orang, atau ide, ia lebih sehat secara psikologis. Hal ini berlaku bukan hanya
untuk pekerjaan, melainkan juga hubungan dengan keluarga dan teman, kegemaran,
dan keanggotaan dalam politik, agama, dan sebagainya.
2. Relasi
Sosial yang Hangat
Allport membedakan dua
macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain, yaitu kapasitas untuk
mengembangkan keintiman dan untuk merasa terharu. Orang yang sehat secara
psikologis mampu mengembangkan relasi intim dengan orangtua, anak, pasangan,
dan sahabat. Ini merupakan hasil dari perasaan perluasan diri dan perasaan
identitas diri yang berkembang dengan baik. Adaperbedaan hubungan cinta
antara orang yang neurotis (tidak matang) dan yang berkepribadian sehat
(matang). Orang-orang neurotis harus menerima cinta lebih banyak daripada yang
mampu diberikannya kepada orang lain. Bila mereka memberikan cinta, itu
diberikan dengan syarat-syarat. Padahal, cinta dari orang yang sehat adalah
tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Jenis kehangatan yang
lain, yaitu perasaan terharu, merupakan hasil pemahaman terhadap kondisi dasar
manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Orang sehat memiliki
kapasitas untuk memahami kesakitan, penderitaan, ketakutan, dan kegagalan yang merupakan
ciri kehidupan manusia.
3. Keamanan
Emosional
Kualitas utama manusia
sehat adalah penerimaan diri. Mereka menerima semua segi keberadaan mereka,
termasuk kelemahan-kelemahan, dengan tidak menyerah secara pasif terhadap
kelemahan tersebut. Selain itu, kepribadian yang sehat tidak tertawan oleh
emosi-emosi mereka, dan tidak berusaha bersembunyi dari emosi-emosi itu. Mereka
dapat mengendalikan emosi, sehingga tidak mengganggu hubungan antarpribadi.
Pengendaliannya tidak dengan cara ditekan, tetapi diarahkan ke dalam saluran
yang lebih konstruktif. Kualitas lain dari kepribadian sehat adalah "sabar
terhadap kekecewaan". Hal ini menunjukkan bagaimana seseorang bereaksi
terhadap tekanan dan hambatan atas berbagai keinginan atau kehendak. Mereka
mampu memikirkan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan yang sama. Orang-orang
yang sehat tidak bebas dari perasaan tak aman dan ketakutan. Namun, mereka
tidak terlalu merasa terancam dan dapat menanggulangi perasaan tersebut secara
lebih baik daripada kaum neurotis.
4. Persepsi
Realistis
Orang-orang sehat
memandang dunia secara objektif. Sebaliknya, orang-orang neurotis kerapkali
memahami realitas disesuaikan dengan keinginan, kebutuhan, dan ketakutan mereka
sendiri. Orang sehat tidak meyakini bahwa orang lain atau situasi yang dihadapi
itu jahat atau baik menurut prasangka pribadi. Mereka memahami realitas
sebagaimana adanya.
5. Keterampilan
dan Tugas
Allport menekankan
pentingnya pekerjaan dan perlunya menenggelamkan diri di dalam pekerjaan
tersebut. Kita perlu memiliki keterampilan yang relevan dengan pekerjaan kita,
dan lebih dari itu harus menggunakan keterampilan itu secara ikhlas dan penuh
antusiasme. Komitmen pada orang sehat atau matang begitu kuat, sehingga sanggup
menenggelamkan semua pertahanan ego. Dedikasi terhadap pekerjaan berhubungan
dengan rasa tanggung jawab dan kelangsungan hidup yang positif. Pekerjaan dan
tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak
mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis tanpa melakukan pekerjaan
penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen, dan keterampilan.
6. Pemahaman
Diri
Memahami diri sendiri
merupakan suatu tugas yang sulit. Ini memerlukan usaha memahami diri sendiri
sepanjang kehidupan secara objektif. Untuk mencapai pemahaman diri yang memadai
dituntut pemahaman tentang dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Jika gambaran
diri yang dipahami semakin dekat dengan keadaan sesungguhnya, individu tersebut
semakin matang. Demikian juga apa yang dipikirkan seseorang tentang dirinya,
bila semakin dekat (sama) dengan yang dipikirkan orang-orang lain tentang
dirinya, berarti ia semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat
orang lain dalam merumuskan gambaran diri yang objektif. Orang yang memiliki
objektivitas teradap diri tak mungkin memproyeksikan kualitas pribadinya kepada
orang lain (seolah orang lain negatif). Ia dapat menilai orang lain dengan
seksama, dan biasanya ia diterima dengan baik oleh orang lain. Ia juga mampu
menertawakan diri sendiri melalui humor yang sehat.
7. Filsafat
Hidup
Orang yang sehat
melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang. Ia memiliki
perasaan akan tujuan, perasaan akan tugas untuk bekerja sampai tuntas sebagai
batu sendi kehidupannya. Allport menyebut dorongan-dorongan tersebut sebagai
keterarahan (directness). Keterarahan itu membimbing semua segi
kehidupan seseorang menuju suatu atau serangkaian tujuan, serta memberikan
alasan untuk hidup. Kita membutuhkan tarikan yang tetap dari tujuan yang
bermakna. Tanpa itu mungkin kita mengalami masalah kepribadian.
Ø Carl
Rogers
Teori Kepribadian
Sehat
Pendapat Rogers :
Memahami dan menjelaskan teori kepribadian sehat menurut rogers yang meliputi
1. Perkembangan
kepribadian “self”
2. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
3. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhya
A. Perkembangan
kepribadian “self”
Inti dari teori- teori
Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti
diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan
konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk
aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman
realita masing- masing individu. Dalam setiap bertambahnya umur ,anak bisa
berubah sifat dan perilaku. Dan seorang ibu bisa memperhatikan perkembangan
anak, dari waktu ke waktu dan seorang ibulah yang memelihara dan mendidiknya
dan tidak di serahkan kepada baby sister
B. Peranan positive regard dalam
pembentukan kepribadian individu
Setiap manusia
memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan,
penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan
ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi
menjadi 2 yaituconditional positive regard (bersyarat) dan unconditional
positive regard (tak bersyarat). Pribadi yang berfungsi sepeuhnya
adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa?
Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang
yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.
C. Ciri-ciri
orang yang berfungsi sepenuhnya
Menurut pendapat
Rogers
Pertama,
orang yang sehat secara psikologis akan lebih mudah beradaptasi
Karena orang
psikologis bisa melihat dan menilai sifat-sifat seeorang maka dari itu dia
mudah beradaptasi. Kedua, manusia –manusia masa depan akan lebih terbuka
atas pengalaman-pengalaman mereka, manusia masa depan akan lebih
mendengar dirinya dan memperhatikan perasaan bahagia, marah,kecewa,ketakutan,
dan kelembutan mereka. Ketiga, dari manusia masa depan adalah kecenderungan
untuk hidup sepenuhnya pada masa sekarang. Merujuk
kecenderungan untuk hidup pada masa sekarang sebagaikehidupan
eksistensial. Manusia masa depan tidak mempunyai kebutuhan untuk menipu
diri mereka sendiri ataupun alasan untuk mencoba membuat orang lain kagum.
Keempat, manusia masa depan akan tetap percaya terhadap kemampuan diri mereka
untuk merasakan hubungan yang hamonis dengan orang lain. Kelima,
manusia masa depan akan lebih terintegrasi, lebih utuh, anpa batasan-batasan
buatan antara proses kognitif yang dilakukan secara sadar ataupun
yang tidak. Keenam, manusia masa depan mempunyai kepercayaan pada
kemanusiaan. Mereka tidak akan menyakiti orang lain hanya untuk
kepentingan pribadi; peduli pada orang lain dan akan siap membantu apabila
diperlukan; akan mengalami kemarahan, tetapi dapat dipercaya bahwa mereka tidak
akan menyerang secara tidak asuk akal melawan orang lain; serta akan merasa
agresi, tetapi akan mengalihkannya kea rah yang sepatutnya .
Terakhir, karena
manusia masa depan terbuka dengan semua pengalaman, mereka akanlebih
menikmati kekayaan hidup dri pada orang lain. Mereka tidak mendistori
stimulus internal ataupun menahan emosi mereka .
Rogers meberikan lima
sifat orang yang berfungsi sepenuhnya :
a. Keterbukaan
pada pengalaman
b. Kehidupan
eksistensial
c. Kepercayaan
terhadap organism sendiri
d.
Perasaan bebas
e. Kreatifitas
Ø Abraham
Maslow
Teori Kepribadian
Abraham Maslow:
1) Individu sebagai
Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow
menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi,
sehingga motivasi seseorang dalam melakukan sesuatu adalah motivsi individu
seutuhnya bukan bagian darinya. Menurut maslow manusia harus diselidiki sebagai
sesuatu yang totalitas, sebagai suatu system, setiap bagian tidak dapat
dipisahkan dengan bagian yang lain. Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang
diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan dan diabaikan tatkala
seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali
hal ini sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori
motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan
teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya
sebagai “hirarki kebutuhan”. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda.
Ketika satu tingkat kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi
mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut.. Maslow membuat tingkatan kebutuhan
manusia menjadi lima karakteristik. sebagai berikut:
a.
Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis
adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk mempertahankan hidupnya
secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal, seks,
tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga
diri, dan cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang
yang berada dalam keadaan lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain
kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah
kebutuhan yang paling kuat dan mendesak. Ini berarti bahwa pada diri manusia
yang sangat merasa kekurangan segala-galanya dalam kehidupannya, besar sekali
kemungkinan bahwa motivasi yang paling besar ialah kebutuhan fisiologis dan
bukan yang lain-lainnya. Dengan kata lain, seorang individu yang melarat
kehidupannya, mungkin sekali akan selalu termotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan
ini
b.
Kebutuhan akan rasa aman
Setelah kebutuhan
dasariah terpuaskan, muncullah apa yang digambarkan Maslow sebagai kebutuhan
akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri dalam kategori
kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan
kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan
sebagainya. Kebutuhan ini dapat kita amati pada seorang anak. Biasanya seorang
anak membutuhkan suatu dunia atau lingkungan yang dapat diramalkan. Seorang
anak menyukai konsistensi dan kerutinan sampai batas-batas tertentu. Jika
hal-hal itu tidak ditemukan maka ia akan menjadi cemas dan merasa tidak aman.
Orang yang merasa tidak aman memiliki kebutuhan akan keteraturan dan stabilitas
serta akan berusaha keras menghindari hal-hal yang bersifat asing dan tidak
diharapkan. Untuk pribadi yang sehat, kebutuhan rasa aman tidak
berlebih-lebihan atau selalu mendesak. Kebanyakan diantara kita ini tidak
menyerah atau sama sekali tunduk kepada kebutuhan-kebutuhan rasa aman, tetapi
dalam pada itu juga kita merasa tidak puas kalau jaminan dan stabilitas sama
sekali tidak ada.
c.
Kebutuhan sosial
Setelah terpuaskan
kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang mencakup kebutuhan akan
rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan menjadi
motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah
sebelumnya, orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih,
isteri, suami, atau anak-anak. Ia haus akan relasi yang penuh arti dan penuh
kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia membutuhkan terutama tempat (peranan)
di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan berusaha keras untuk mencapai
dan mempertahankannya. Orang di posisi kebutuhan ini bahkan mungkin telah lupa
bahwa tatkala masih memuaskan kebutuhan akan makanan, ia pernah meremehkan
cinta sebagai hal yang tidak nyata, tidak perlu, dan tidak penting. Sekarang ia
akan sangat merasakan perihnya rasa kesepian itu, pengucilan sosial, penolakan,
tiadanya keramahan, dan keadaan yang tak menentu. Maslow percaya bahwa makin
lama makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta kerena mobilitas
kita.begitu sering kita berganti rumah, tetangga, kota, bahkan pathner,
sehingga kita tidak dapat berakar. Kita tidak cukup lama berada disuatu tempat
untuk mengembangkan perasaan yang memiliki. Banyak orang dewasa merasakan
kesepian dan terisolasi, meskipum mereka hidup ditengah-tengah orang banyak.
d.
Kebutuhan akan penghargaan
Maslow membedakan
kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan penghargaan secara internal dan eksternal.
Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga diri, kepercayaan diri,
kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan kebebasan
(kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain,
prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan,
apresiasi atau nama baik. Orang yang memiliki cukup harga diri akan lebih
percaya diri. Dengan demikian ia akan lebih berpotensi dan produktif.
Sebaliknya harga diri yang kurang akan menyebabkan rasa rendah diri, rasa tidak
berdaya, bahkan rasa putus asa serta perilaku yang neurotik. Kebebasan atau
kemerdekaan pada tingkat kebutuhan ini adalah kebutuhan akan rasa
ketidakterikatan oleh hal-hal yang menghambat perwujudan diri. Kebutuhan ini
tidak bisa ditukar dengan sebungkus nasi goreng atau sejumlah uang karena
kebutuhan akan hal-hal itu telah terpuaskan.
e.
Kebutuhan akan aktualisasi diri
Menurut Maslow, setiap
orang harus berkembang sepenuh kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh
berkembang, dan menggunakan kemampuannya disebut oleh Maslow sebagai
aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat untuk
makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan
yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah
kebutuhan akan cinta dan akan penghargaan terpuaskan secara
memadai. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini merupakan aspek terpenting
dalam teori motivasi Maslow. Dewasa ini bahkan sejumlah pemikir menjadikan
kebutuhan ini sebagai titik tolak prioritas untuk membina manusia
berkepribadian unggul. Belakangan ini muncul gagasan tentang perlunya jembatan
antara kemampuan majanerial secara ekonomis dengan kedalaman spiritual. Manajer
yang diharapkan adalah pemimpin yang handal tanpa melupakan sisi kerohanian.
Dalam konteks ini, piramida kebutuhan Maslow yang berangkat dari titik tolak
kebutuhan fisiologis hingga aktualisasi diri diputarbalikkan. Dengan demikian
perilaku organisme yang diharapkan bukanlah perilaku yang rakus dan
terus-menerus mengejar pemuasan kebutuhan, melainkan perilaku yang lebih suka
memahami daripada dipahami, memberi daripada menerima.
Konsep yang mendasar
bagi teori maslow adalah manusia di motivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar
yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber
genetis atau naluriah. Kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak semata-mata bersifat
fisiologis tetapi juga psikologis. Kebutuhan-kebutuhan itu merupakan inti dari
kodrat manusia, hanya saja manusia lemah dan mudah diselewengkan dan dikuasai
oleh proses belajar, kebiasaan atau tradisi yang keliru. Kebutuhan-kebutuhan
itu adalah aspek instrinsik kodrat manusia yang tidak akan mati karena
kebudayaan. Suatu kebutuhan dapat dikatakan sebagai kebutuhan dasar jika
memenuhi syarat sebagai berikut :
1. ketidak-hadirannya
menimbulkan penyakit
2. kehadirannya
mencegah timbulnya penyakit
3. pemulihannya
menyembuhkan penyakit
4. dalam situasi
tertentu yang sangat komplek dan dimana orang bebas memilih, orang yang sedang
berkekurangan ternyata mengutamakan kebutuhan itu dibandingkan jenis-jenis
kepuasan lainnya.
5. Kebutuhan itu
tidak aktif, lemah atau secara fungsional tidak terdapat pada orang yang sehat.
Suatu catatan yang
diberikan oleh Maslow bahwa meskipun kebutuhan manusia bertingkat-tingkat,
namun jangan terlalu kaku menanggapinya, mungkin saja orang yang belum
terpenuhi kebutuhan makanannya juga menginginkan rasa aman, atau orang yang
belum sempurna rasa amannya juga menginginkan kasih sayang atau orang pada
tingkat rendah mungkin akan terpuaskan hanya dengan makanan saja dan
seterusnya.
Kepribadian sehat
menurut Maslow:
Maslow
berpendapat bahwa seseorang akan memiliki kepribadian yang sehat, apabila dia
telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh (self actualizing
person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values
(kebutuhan untuk berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu
mengaktualisasikan dirinya dinamai D-motivation atau deficiency.
Di bawah ini ciri-ciri dari metaneeds dan metapologi
· Metanees :
Sikap percaya, bijak dan baik, indah (estetis), kesatuan (menyeluruh), energik
dan optimis, pasti, lengkap, adil dan altruis, berani, sederhana (simple)
· Metapologis
: Tidak percaya, sinis dan skeptic, benci dan memuakkan, vulgar dan mati rasa,
disintegrasi, kehilangan semangat hidup, pasif dan pesimis, kacau dan tidak
dapat diprediksi, tidak lengkap dan tidak tuntas, suka marah-marah, tidak adil
dan egois, rasa tidak aman dan memerlukan bantuan, sangat komplek dan
membingungkan
Mengenai self-actualizing
person,atau orang yang sehat mentalnya, Maslow mengemukakanciri-cirinya
sebagai berikut:
1) Mempersepsi
kehidupan atau dunianya sebagaimana apa adanya, dan merasa nyaman dalam
menjalaninya
2) Menerima
dirinya sendiri, orang laindan lingkungannya.
3) Bersikap
spontan, sederhana, alami, bersikap jujr, tidak dibuat-buat dan terbuka.
4) Mempunyai
komitmen atau dedikasi untuk memecahkan masalah di luar dirinya (yang dialami
orang lain).
5) Bersikap
mandiri atau independen.
6) Memiliki
apresiasi yang segar terhadap lingkungan di sekitarnya
7) Mencapai
puncak pengalaman, yaitu suatu keadaan dimana seseorang mengalami kegembiraan
yang luar biasa. Pengalaman ini cenderung lebih bersifat mistik atau keagamaan
8) Memiliki minat
social, simpati, empati dan altruis
9) Sangat senang
menjalin hubungan interpersonal (persahabatan atau persaudaraan) dengan orang
lain
10) Bersikap
demokratis (toleran, tidak rasialis, dan terbuka)
11) Kreatif
(fleksibel, spontan, terbuka dan tidak takut salah).
Pandangan
maslow tentang hakikat manusia yaitu manusia bersifat optimistik, bebas
berkehendak, sadar dalam memilih, unik, dapat mengatasi pengalaman masa kecil,
dan baik. Menurut dia kepribadian itu dipengaruhi oleh hereditas dan
lingkungan. Dalam kaitannya dengan peran lingkungan, khususnya di sekolah dalam
mengembangkan self-actualization, Maslow mengemukakan beberapa upaya yang
sebaiknya membantu siswa menemukan identitasnya (jati dirinya) sendiri.
Diantaranya:
1) Membantu siswa
untuk mengeksplorasi pekerjaan
2) Membantu siswa
untuk memehami keterbatasan (nasib) dirinya
3) Membantu siswa
untuk memperoleh pemahaman tentang nilai nilai
4) Membantu siswa
agar memahami bahwa hidup ini berharga
5) Mendorng siswa
agar mencapai pengalaman puncak dalam kehidupannya
6) Memfasilitasi
siswa agar dapat memuaskan kebutuhan dasarnya (rasa aman, rasa berharga, dan
rasa diakui).
Ø Erich
Fromm
Erich
Fromm yang pernah menuliskan “kita adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai
dengan keperluan-keperluan masyarakat dimana kita hidup”. Karena
kekuatan-kekuatan sosial dan kultur begitu penting, fromm percaya bahwa perlu
menganalisis struktur masyarakat. Jadi kodrat masyarakat adalah kunci untuk
memahami dan mengubah kepribadian manusia. Apakah suatu kepribadian itu sehat
atau tidak sehat tergantung pada kebudayaan yang membantu atau mengambat
pertumbuhan dan perkembangan manusia yang positif.
Fromm
memberikan suatu gambaran yang jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai sepenuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara objektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar didunia,
subjek atau pelaku dari diri dan nasib, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang. Akan
tetapi ada salah satu pengertian dimana kepribadian sehat dan produktif
benar-benar menghasilkan sesuatu dan merupakan hasil yang sangat penting dari
individu, yakni diri. Orang-orang sehat menciptakan diri mereka dengan
melahirkan semua potensi mereka, dengan menjadi semua menurut kesanggupan
mereka dan memenuhi semua kapasitas mereka.
· Pengertian
dasar dari teori fromm
Fromm
adalah seorang teoretikus kepribadian yang handal, beliau sangat dipengaruhi
oleh tulisan-tulisan Karl Marx. Tulisan-tulisan fromm dipengaruhi oleh
pengetahuannya yang luas tentang sejarah, sosiologi, kesusasteraan dan
filsafat. Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa
kesendirian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain.
Keadaan isolasi ini tidak ditemukan dalam semua spesies binatang hal itu adalah
situasi khas manusia. Anak, misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer dengan
orang tuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak berdaya.
Dalam
teorinya tentang irasionalitas manusia, fromm mengembangkan dan memperhalus
teorinya sendiri tentang kepribadian dalam suatu seri buku-buku yang sangat
populer pada saat itu. Sistemnya menggambarkan kepribadian sebagai suatu yang
ditentukan oleh kekuatan-kekuatan sosial yang mempengaruhi individu dalam masa
kanak-kanak dan juga oleh kekuatan-kekuatan historis yang telah mempengaruhi
perkembangan spesies manusia.
Fromm menulis “kita
adalah orang-orang yang harus menjadi sesuai dengan keperluan-keperluan
masyarakat di mana kita hidup ”. karena kekuatan sosial dan kultural begitu
penting, from percaya bahwa perlu menganalisis struktur masyarakat (masa lampau
dan sekarang) dikarenakan memahami struktur anggota-anggota individu dalam
masyarakat itu. Jadi, kodrat masyarakat adalah kunci untuk memahami dan
mengubah kepribadian manusia. Sebagaimana halnya kebudayaan, maka sama halnya
dengan individu. Apakah suatu kepribadian itu sehat atau tidak sehat tergantung
pada kebudayaan yang membantu atau menghambat pertumbuhan dan perkembangan
manusia yang positif.
Fromm
melihat kepribadian hanya sebagai suatu produk kebudayaan. Karena itu dia
percaya bahwa kesehatan jiwa harus didefinisikan menurut bagaimana baiknya
masyarakat menyesuaikan diri dengan kebutuhan-kebutuhan dasar semua individu,
bukan menurut bagaimana baiknya individu-individu menyesuaikan diri dengan
masyarakat. Kerena itu kesehatan psikologis tidak begitu banyak merupakan usaha
individu jika dibandingkan dengan usaha masyarakat. Faktor kuncinya ialah bagaimana
suatu masyarakat memuaskan secukupnya kebutuhan-kebutuhan manusia.
Suatu
masyarakat tidak sehat atau sakit menciptakan permusuhan, kecurigaan,
ketidakpercayaan dalam anggota-anggotanya, dan menghalangi pertumbuhan yang
terjadi dalam setiap individu. Suatu masyarakat membiarkan anggota-anggotanya
mengembangkan cinta satu sama lainnya, menjadi produktif dan kreatif,
mempertajam dan memperhalus tenaga pikiran dan objektifitasnya dan mempermudah
timbulnya individu-individu yang berfungsi sepenuhnya.
Fromm percaya bahwa
kita semua memiliki suatu perjuangan yang melekat pada diri kita untuk
kesehatan dan kesejahteraan emosional, suatu kecenderungan bawaan untuk
kehidupan yang produktif, untuk keharmonisan dalam cinta. Dengan adanya
kesempatan, kecenderungan yang diwariskan ini akan berkembang, yang memberikan
individu berkembang untuk menggunakan sepenuhnya potensi yang ada.
Menurut
fromm, kita adalah makhluk yang unik dan penyendiri. Sebagai akibat dari
evolusi hewan yang sederhana, kita tidak bersatu dengan alam; kita telah
mengatasi alam. Tidak seperti tingkah laku binatang, tingkah laku kita tidak
terkait pada mekanisme-mekanisme instinktif. Akan tetapi perbedaaan yang sangat
penting antara manusia dengan binatang adalah terletak pada kemampuan kita akan
kesadaran diri, pikiran, dan khayal.
· Kepribadian
yang sehat menurut Fromm
Fromm
memberikan suatu gambaran jelas tentang kepribadian yang sehat. Orang yang
demikian mencintai seutuhnya, kreatif, memiliki kemampuan-kemampuan pikiran
yang sangat berkembang, mengamati dunia dan diri secara obejektif, memiliki
suatu perasaan identitas yang kuat, berhubungan dengan dan berakar di dunia,
subjek atau pelaku dari diri dan takdir, dan bebas dari ikatan-ikatan sumbang.
Fromm
menyebutkan kepribadian yang sehat: orientasi produktif ,
yakni suatu konsep yang serupa dengan kepribadian yang matang dari Allport, dan
orang yang mengaktualisasikan diri dari Maslow. Konsep itu menggambarkan
penggunaan yang sangat penuh atau realisasi dari potensi manusia. Dengan menggunakan
kata “orientasi” , Fromm menunjukan kata itu merupakan suatu sikap umum atau
segi pandangan yang meliputi semua segi kehidupan, respons-respons intelektual,
emosional, dan sensoris terhadap orang-orang, benda-benda, dan
peristiwa-peristiwa di dunia dan juga terhadap diri sendiri.
Empat
segi tambahan dalam kepribadian yang sehat dapat membantu menjelaskan apa yang
dimaksudkan Fromm dengan orientasi produktif. Keempat segi tambahan itu adalah
cinta yang produktif, pikiran yang produktif, kebahagian dan suara hati.
a. Cinta
yang produktif adalah suatu hubungan manusia yang bebas dan sederajat
dimana rekan-rekan dapat mempertahankan individualitas mereka. Tercapainya
cinta yang produktif merupakan salah satu dalam prestasi-prestasi kehidupan
yang lebih sulit. Kita tidak “jatuh” dalam cinta; kita harus berusaha sekuat
tenaga karena cinta yang produktif menyangkut empat sifat yang menantang –
perhatian, tanggung jawab, respek, dan pengetahuan.
b. Pikiran
yang produktif meliputi kecerdasan, pertimbangan, dan
objektivitas. Pemikir yang produktif didorong oleh perhatian yang kuat terhadap
objek pikiran. Pemikir yang produktif dipengaruhi olehnya dan memperhatikannya.
c. Kebahagian adalah
suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi
produktif; kebahagian itu menyertai seluruh kegiatan produktif. Fromm
menuliskan bahwa suatu perasaan kebahagian merupakan bukti bagaimana
berhasilnya seseorang “dalam seni kehidupan”. Kebahagian merupakan prestasi
kehidupan yang paling luhur.
d. Suara
hati memiliki dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati
humanistik. Suara hati otoriter adalah penguasa yang berasal dari luar yang di
internalisasikan, yang memimpin tingkah laku orang itu. Sedangkan suara hati
humanistis ialah suara dari dalam diri dan bukan juga dari suatu perantara dari
luar diri. Pendoman kepribadian sehat untuk tingkah laku bersifat internak dan
individual. Orang bertingkah laku sesuai dengan apa yang cocok untuk berfungsi
sepenuhnya dan menyikapi seluruh kepribadian, tingkah laku-tingkah laku yang
menghasilkan seluruh persetujuan dan kebahagian dari dalam. Kesehatan jiwa
dalam pandangan Fromm di tetapkan oleh masyarakat, karena kodrat struktur
sosial membantu atau menghalangi kesehatan psikologis. Apabila
masyarakat-masyarakat yang sakit, maka satu-satunya cara untuk mencapai
orientasi produktif ialah dengan hidup dalam suatu masyarakat yang waras dan
sehat, yaitu masyarakat yang memajukan produktivitas.
· Ciri-ciri
kepribadian yang sehat
Fromm mengemukakan
lima kebutuhan yang berasal dari dikotomi kebebasan dan keamanan.
1. Hubungan
manusia menyadari
hilangnya ikatan utama dengan alam dan dengan satu sama lainnya.
Kita mengetahui bahwa kita masing-masing terpisah sendirian dan tak berdaya.
Sebagai akibatnya, kita harus mencari ikatan-ikatan baru dengan orang-orang
lain; kita harus menemukan suatu perasaan hubungan dengan mereka untuk
menggantikan ikatan-ikatan yang hilang dengan alam. Fromm percaya bahwa
pemuasaan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain ini sangat
penting untuk kesehatan psikologis. Tingkah laku yang irasional, bahkan
penyakit jiwa, merupakan akibat yang tidak dapat dielakan karena kegagalan
dalam memuaskan kebutuhan ini.Dalam sistem fromm, orang-orang yang tidak dapat
mengamati dunia secara objektif, yang dapat mengamatinya hanya menurut
proses-proses batin, telah mengundurkan diri kedalam diri mereka dan kehilangan
seluruh kontak dengan kenyataan. Inilah definisi tradisional tentang penyakit
jiwa.
2. Trasendensi
trasendensi
berhubungan erat dengan kebutuhan akan hubungan seperti kebutuhan manusia untuk
mengatasi atau melebihi peranan-peranan pasif sebagai ciptaan. Karena menyadari
kodrat kelahiran dan kematian aksidental dan watak eksistensi yang serampangan,
manusia didorong untuk melebihi keadaan tercipta menjadi pencipta, pembentuk
yang aktif dari kehidupannya sendiri. Fromm percaya bahwa dalam perbuatan
menciptakan (anak-anak, ide-ide, kesenian atau barang material) manusia
mengatasi kodrat eksistensi yang pasif dan aksidental, dengan demikian mencapai
suatu perasaan akan maksud dan kebebasan.
3. Berakar
hakikat dari kondisi
manusia seperti kesepian dan tidak berartihal ini timbul dari pemutusan
ikatan-ikatan utama dengan alam. Tanpa akar-akar ini orang tak akan berdaya,
jelas merupakan kondisi yang amat berat. Cara yang ideal ialah membangun
suatu perasaan persaudaraan denag sesama umat manusia, suatu perasaan
keterlibatan, cinta, perhatian, dan partisipasi dalam masyarakat. Perasaan
solidaritas denagn orang-orang lain ini memuaskan kebutuhan akan berakar, untuk
yang mengkoneksikan dan berhubungan dengan dunia luar.
4. Perasaan
identitas
manusia juga
membutuhkan suatu perasaan identitas sebagai individu yang unik, suatu
identitas menempatkannya terpisah dari orang-orang lain dalam hal perasaanya
tentang dia, siapa dan apa. Cara yang sehat untuk memenuhi kebutuhan ini
ialah individualitas, proses seseorang menciptakan suatu perasaan tertentu
tentang identitas diri. Orang-orang yang mengalami individualitas yang
berkembang baik mengalami diri mereka seperti lebih mengontrol kehidupan mereka
sendiri, dan kehidupan mereka tidak dibentuk oleh orang-orang lain.
5. Kerangka
orientasi
bersambung dengan
pencarian suatu perasaan diri yang unik ialah suatu pencarian frame of
reference atau konteks dengan mana seseorang menginterprestasikan
semua gejala dunia. Setiap individu harus merumuskan suatu gambaran konsisten
tentang dunia yang memberikan kesempatanuntuk memahami semua peristiwa dan
pengalaman. Dasar yang ideal untuk kerangka orientasi adalah pikiran,
yakni sarana yang digunakan seseorang untuk mengembangkan suatu gambaran
realitas dan objektif tentang dunia. Terkandung dalam hal ini ialah kapasitas
untuk melihat dunia secara objektif, untuk menggambarkan dunia denagn tepat dan
tidak mengubahnya dengan lensa-lensa subjetif dari kebutuhan-kebutuhan dan
ketakutan-ketakutan didalam diri.
Dari
uraian sederhana diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian sehat adalah milik
dari setiap individu, pada dasarnya manusia dilahirkan dalam kondisi yang
bahagia didalam keadaan menyakitkan sekalipun. Pribadi yang sehat terdapat di
setiap insan manusia yang mau menerima kekurangan dan kelebihan dengan penuh
bahagia serta menyadari arti kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Maka dari
itulah kepribadian yang sehat itu muncul.
SUMBER
http://nataliabriliani.blogspot.co.id/2015/03/teori-kepribadian sehat.html
Bastaman, H.D. 2007.
Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Kehidupan Bermakna.
Jakarta: Rajawali Press.
Corey, G. 2003. Teori
dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama
Frankl, Victor E.
2003. Logoterapi Terapi Melalui Pemaknaan Eksistensi. Jogjakarta: Kreasi
Wacana.
Hall S, C .,&
Lindzey, G. 1993. Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Kanisius. Yogyakarta
M.M. Nilam Widyarini, MSi, dalam jurnalhttp://www.kompas.com/read/xml/2008/01/10/20084435/kepribadian.yang.matang
:
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Schultz, D.psikologi pertumbuhan : model – model kepribadian sehat. Yogyakarta: kanisius, 1991.
Suryabrata, S.psikologi kepribadian. Jakarta: kanisius, 1982.