Nama : Isye Yuliawati Hermansyah
NPM : 15514536
Kelas : 2pa15
TUGAS 1
CONTOH
PELAKSANAAN E-SERVICE
PENGERTIAN E-BANKING
Perbankan Elekronik (bahasa Inggris: E-banking)E-banking yang juga dikenal
dengan istilah internet banking ini adalah melakukan transaksi, pembayaran, dan
transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi
sistem keamanan. Dari waktu ke waktu, makin banyak bank yang menyediakan
layanan atau jasa internet banking yang diatur melalui Peraturan Bank Indonesia
No. 9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam
Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum. Penyelenggaraan internet banking
merupakan penerapan atau aplikasi teknologi informasi yang terus berkembang dan
dimanfaatkan untuk menjawab keinginan nasabah perbankan yang menginginkan
servis cepat, aman, nyaman murah dan tersedia setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu)
dan dapat diakses dari mana saja baik itu dari HP, Komputer, laptop/ note book,
PDA, dan sebagainya.
Secara umum, dalam penyediaan layanan internet banking, bank memberikan
informasi mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses
kepada para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya.
Adapun persyaratan bisnis dari internet banking antara lain :
a). aplikasi mudah digunakan
b). layanan dapat dijangkau dari mana saja
c). murah
d). dapat dipercaya
e). dapat diandalkan (reliable).
Di Indonesia, internet banking telah diperkenalkan pada konsumen perbankan
sejak beberapa tahun lalu. Beberapa bank besar baik BUMN atau swasta Indonesia
yang menyediakan layanan tersebut antara lain BCA, Bank Mandiri, BNI, BII,
Lippo Bank, Permata Bank dan sebagainya. Internet banking telah memberikan
keuntungan kepada pihak bank antara lain:
a) Business
expansion. Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk
beroperasi di tempat tertentu. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya
meletakkan mesin ATM sehingga dia dapat hadir di tempat tersebut. Kemudian ada
phone banking yang mulai menghilangkan batas fisik dimana nasabah dapat
menggunakan telepon untuk melakukan aktivitas perbankannya. Sekarang ada
internet banking yang lebih mempermudah lagi karena menghilangkan batas ruang
dan waktu.
b) Customer
loyality. Khususnya nasabah yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih
nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di
bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat menggunakan satu bank
saja.
c) Revenue
and cost improvement. Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui Internet
Banking dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang atau membuat mesin
ATM.
d) Competitive
advantage. Bank yang memiliki internet banking akan memiliki keuntungan
dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki internet banking. Dalam waktu
dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas
Internet Banking.
e) New
business model. Internet Banking memungkinan adanya bisnis model yang baru.
Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.
Tujuan E-Banking
Aplikasi teknologi informasi dalam internet banking akan meningkatkan
efisiensi, efektifitas, dan produktifitas sekaligus meningkatkan pendapatan
melalui sistem penjualan yang jauh lebih efektif daripada bank konvensional.
Tanpa adanya aplikasi teknologi informasi dalam internet banking, maka internet
banking tidak akan jalan dan dimanfaatkan oleh industri perbankan. Secara umum,
dalam penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi mengenai
produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah
untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya.
FASILITAS E-BANKING
Berbagai jenis teknologinya
diantaranya meliputi :
a) Anjungan
Tunai Mandiri (Automated Teller Machine)
b) Sistem
Aplikasi Perbankan (Banking Application System)
c) Sistem
Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System)
d) Perbankan
Daring (Internet Banking)
e) Sistem
Kliring Elektronik
Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem
Informasi Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi
dalam layanan perbankan, atau lebih populer dengan istilah perbankan elektronik
(electronic banking)
Contoh-contoh E-banking
Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan
atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan
tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan
dana.
Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses
oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan
beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.
Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau
terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan
memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.
Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang
dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah)
yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer
elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
Direct Payment (also electronic bill
payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk
membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara
elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct
payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal
ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.
Electronic Bill Presentment and
Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah
atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam
rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar
tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan
mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang
tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format
elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih
lanjut.
Electronic Fund Transfer (EFT). Perpindahan “uang” atau “pinjaman”
dari satu rekening ke rekening lainnya melalui media elektronik.
Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value
card” yang diterbitkan oleh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang
memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point
of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu
tersebut secara elektronik.
Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk
pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin
otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan
biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan
telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke
rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).
Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value
Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan
sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
Smart Card. Salah satu tipe stored-value
card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau
microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan
perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN,
otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi).
Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran
transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard atau Visa
networks).
Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan
sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan
atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain.
Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer) dan
penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu
tersebut menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa
tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara
umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi
sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di
sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat
digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya
kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank
Contoh Bank penyedia E-Banking
Contoh salah satu bank yang sudah dapat memberikan pelayanan yang baik
kepada nasabah adalah Bank MANDIRI, selain merupakan salah satu bank terbesar
di indonesia bank mandiri juga banyak menawarkan produk- produk yang diperlukan
oleh nasabah. Dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya Mandiri
mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar
yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan
sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata,
tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi core
bankingnya.
Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan
mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay
oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi bila lihat sekarang, banyak vendor –
vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa
kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi
tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena
mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas
ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang
dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan
kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang
up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah
bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat
teratasi.
Namun, bank mandiri selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dan
terpercaya. dengan memberikan service exellent, hingga produk – produk
terpercaya yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya.
Internet banking merupakan salah satu pelayanan perbankan yang diberikan
bank mandiri tanpa cabang, yaitu berupa fasilitas yang akan memudahkan nasabah
untuk melakukan transaksi perbankan tanpa perlu datang ke kantor cabang.
Layanan yang diberikan internet banking kepada nasabah berupa transaksi
pembayaran tagihan, informasi rekening, pemindahbukuan antar rekening, infomasi
terbaru mengenai suku bunga dan nilai tukar valuta asing, administrasi mengenai
perubahan Personal Identification Number (PIN), alamat rekening atau kartu,
data pribadi dan lain-lain, terkecuali pengambilan uang atau penyetoran uang.
Karena untuk pengambilan uang masih memerlukan layanan ATM dan penyetoran uang
masih memerlukan bantuan bank cabang
Tantangan e-service (e-banking) dalam
perkembangan teknologi (kelebihan dan kekurangan e-banking)
Aplikasi
teknologi informasi dalam internet banking akan meningkatkan efisiensi,
efektifitas, dan produktifitas sekaligus meningkatkan pendapatan melalui sistem
penjualan yang jauh lebih efektif daripada bank konvensional. Tanpa adanya
aplikasi teknologi informasi dalam internet banking, maka internet banking
tidak akan jalan dan dimanfaatkan oleh industri perbankan. Seperti halnya
teknologi yang memiliki plus dan minus, ada juga kelebihan dan kekurangan
e-banking. Silakan simak penjelasannya di bawah ini.
Kelebihan E-Banking
1. Hemat Waktu.
Kamu tidak perlu menghabiskan waktu seharian hanya
untuk menyelesaikan berbagai kewajibanmu di bank. E-banking akan menolong kamu
menghemat waktu. Bahkan kamu bisa melakukan transaksi saat sedang bekerja, di
mobil, atau pun di rumah.
2. Cepat
Buat kamu yang sibuk dan bekerja, akses cepat ke
perbankan adalah suatu keharusan. Lewat e-banking, kamu bisa tahu apakah
transfer uang proyek sudah masuk tanpa harus menelpon bank untuk cari tahu.
Kamu juga bisa mengecek saldo dan mentransfer uang secepat yang kamu mau hanya
dengan mengunakan jarimu.
3. Alat Transaksi Pembayaran
Selain aktivitas perbankan yang disebutkan di atas,
kamu juga bisa melakukan transaksi pembayaran untuk pembelian tiket, membayar
cicilan rumah dan kartu kredit, juga bayar membayar tagihan lainnya dengan
mudah.
4. Murah
Internet saat ini sudah masuk dalam kategori murah
karena ada belasan provider internet yang bisa kamu temui dan semua menawarkan
layanan termurah. Kalau dibandingkan dari segi biaya yang kamu keluarkan dengan
ke bank, kemacetan, dan tenaga, e-banking lebih murah dan efisien.
5. Tidak Perlu Antri dan Repot
Nasabah bisa langsung melakukan kegiatan perbankan di
rumah tanpa harus antri di bank, terutama saat bulan muda – dimana jumlah
nasabah yang membutuhkan layanan bank akan memblundak. Kamu bisa mengecek
saldo, melakukan transfer dana baik antar bank yang sama atau antar bank yang
berbeda tanpa repot.
Kekurangan E-Banking
1. Kurang Privasi
Karyawan bank bisa mengetahui tentang data nasabah dan
dana yang tersimpan karena banyak dari mereka yang memiliki akses terebut.
2. Rawan Pembobolan
Ini menjadi perhatian banyak pihak kalau dana nasabah
sering dibobol orang tak dikenal. Dana yang hilang sering tidak dapat
dikembalikan dan nasabah menderita kerugian. Pihak bank sering beranggapan
nasabah lalai dan tidak menyimpan PIN akses ke e-bankingnya dengan baik
3. Tergantung pada Internet
Tidak mungkin melakukan transaksi e-banking di kawasan
yang jaringan internetnya belum ada. Jaringan internet yang diharapkan juga
lebih kencang kecepatannya, kalau tidak e-banking akan mengalami gagal
transaksi.
4. Target dari Cybercrime
Layanan e-banking jadi salah satu target kejahatan cyber yang
sulit dibuktikan, terutama di Indonesia. Kejahatan cyber ini
banyak mengambil korban tetapi masih belum menjadi prioritas dari pemerintah,
termasuk bentuk payung hukum yang melindungi nasabah.
Kesimpulan
E-Banking pada
dasarnya bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam transaksi perbankan.
Penggunaan fasilitas ini akan membuat nasabah nyaman dan juga membuat pihak
bank akan mudah mengatur data-data transaksi perbankan karena terdapat mutasi
rekening. Namun disamping kemudahan tersebut diperlukan pengetahuan nasabah
tentang pengunaannya agar tidak terjadi kesalahan karena dalam fasilitas ini
kesalahan penggunaan tidak ditolerir oleh pihak Bank selain tidak dapat di
tolerir, e-banking juga dapat menjadi sasaran utama/ target utama dari
cybercrime.
TUGAS 2KASUS YANG DISEBABKAN OLEH INTERNET
Kasus “sinkronisasi token”
yang sebelumnya menimpa sejumlah nasabah bank BCA kali
ini juga dialami nasabah bank Mandiri asal Semarang, Wahab Yulfikar.
Sebagaimana dilaporkanKompas.com,
Yulfikar mengisahkan pada hari Rabu (8/4/2015) dia mencoba mengecek saldo yang
ada di rekening Bank Mandiri melalui fasilitas internet banking di http://www.bankmandiri.co.id.
Akan tetapi saat akan login,
alamat situs Bank Mandiri jadi berubah menjadi id.bankmandiri.co.id. Di layar
kemudian muncul menu “Sinkronisasi Token” yang meminta data-data angka
yang ada di token. Yulfikar yang mengira bahwa itu adalah proses normal
internet banking, lalu mengetik angka-angka yang muncul di token.
Namun Yulfikar sangat terkejut
saat mendapati uang di tabungannya telah berkurang sebesar Rp 40 juta.
“(Padahal) sebelumnya uang saya yang ada di Bank Mandiri Rp 80 juta, dan saya
kaget ketika melihat uang saya tinggal Rp 40 juta,” ungkap Yulfikar.
Yulfikar lalu menghubungi
kantor Bank Mandiri terdekat yaitu di cabang RS Karyadi Semarang. Dari data
bank terlihat bahwa uang di rekeningnya telah terdebet dua kali. Pertama,
uangnya terdebet sebanyak Rp 23.780.000 dan ditransfer ke rekening seseorang di
CIMB Niaga dengan nomor 5230103884115 atas nama Suyatmini. Kedua, uangnya juga
terkirim ke sebuah rekening BCA nomor 6470389344 atas nama Ninik Monarosama
sebesar Rp 17.300.000.
Mengalami kejadian yang tidak
mengenakkan, Yulfikar merasa tidak mendapat penyelesaian yang baik dari pihak
Bank Mandiri. “Saya kecewa karena Bank Mandiri tidak memberikan solusi apa-apa
dan tidak mau bertanggung jawab atas hilangnya uang saya itu,” keluhnya.
Yulfikar masih berharap dapat melaporkan masalah itu ke polisi dan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK).
Namun permasalahan belum tentu
di pihak perbankan. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan
pihaknya sedang meneliti masalah itu. Dia menyebutkan, terindikasi bahwa
penipuan melalui “Sinkronisasi Token” bukan merupakan problem yang menjangkau
sistem komputer di perbankan.
”Namun itu dimulai dari virus
yang ada di komputer/PC milik nasabah sehingga mencuri data-data termasuk kode
token dan seolah olah diminta oleh server bank,” terang Rohan.
Untuk itu dia meminta agar nasabah waspada jika
menemukan menu “Sinkronisasi Token” saat membuka layanan internet banking.
Etika yang
seharusnya dilakukan
Untuk menghindari kejadian yang sama, sebaiknya
nasabah memahami salah satu ancaman utama di dunia internet banking adalah
malware. Malware adalah sejenis virus yang bisa membuat orang lain (hacker)
mengontrol komputer (atau gadget) yang telah terinfeksi. Para pelaku kejahatan
online kemudian dengan mudah mengetahui data-data rahasia pengguna komputer
tersebut termasuk password, pin, dan apapun yang diinputnya di komputer.
Penyebaran malware dilakukan
melalui teknik-teknik phising yang terkadang sangat canggih dan
halus sehingga sering tidak disadari oleh para korban. Umumnya jeratan malware
dilakukan melaluiemail spam, penipuan facebook, dan sebagainya.
Demi mencegah kasus di atas,
pemerintah, perbankan, dan pihak perbankan memang harus bersinergi untuk
mencerdaskan masyarakat. Apalagi ditengah tingginya penggunaan mobile/internet
banking dan meningkatnya penetrasi perbankan melalui agen bank (laku pandai)
yang memungkinkan penggunaan transaksi perbankan melalui telepon seluler sampai
ke desa-desa.
Tentu pemerintah diharapkan
hadir melalui program nyata agar rakyat tidak menjadi mangsa penipu
online yang juga semakin beringas.