Jumat, 09 Oktober 2015

Psikologi & Teknologi Internet

Nama         : Isye Yuliawati Hermansyah
NPM           : 15514536
Kelas          : 2pa15


TUGAS 1


CONTOH PELAKSANAAN E-SERVICE






PENGERTIAN E-BANKING

Perbankan Elekronik (bahasa Inggris: E-banking)E-banking yang juga dikenal dengan istilah internet banking ini adalah melakukan transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan website milik bank yang dilengkapi sistem keamanan. Dari waktu ke waktu, makin banyak bank yang menyediakan layanan atau jasa internet banking yang diatur melalui Peraturan Bank Indonesia No. 9/15/PBI/2007 Tahun 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum. Penyelenggaraan internet banking merupakan penerapan atau aplikasi teknologi informasi yang terus berkembang dan dimanfaatkan untuk menjawab keinginan nasabah perbankan yang menginginkan servis cepat, aman, nyaman murah dan tersedia setiap saat (24 jam/hari, 7 hari/minggu) dan dapat diakses dari mana saja baik itu dari HP, Komputer, laptop/ note book, PDA, dan sebagainya.
Secara umum, dalam penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya.
Adapun persyaratan bisnis dari internet banking antara lain :
a). aplikasi mudah digunakan
b). layanan dapat dijangkau dari mana saja
c). murah
d). dapat dipercaya
e). dapat diandalkan (reliable).
Di Indonesia, internet banking telah diperkenalkan pada konsumen perbankan sejak beberapa tahun lalu. Beberapa bank besar baik BUMN atau swasta Indonesia yang menyediakan layanan tersebut antara lain BCA, Bank Mandiri, BNI, BII, Lippo Bank, Permata Bank dan sebagainya. Internet banking telah memberikan keuntungan kepada pihak bank antara lain:
                                      a)            Business expansion. Dahulu sebuah bank harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Kemudian hal ini dipermudah dengan hanya meletakkan mesin ATM sehingga dia dapat hadir di tempat tersebut. Kemudian ada phone banking yang mulai menghilangkan batas fisik dimana nasabah dapat menggunakan telepon untuk melakukan aktivitas perbankannya. Sekarang ada internet banking yang lebih mempermudah lagi karena menghilangkan batas ruang dan waktu.
                              b)            Customer loyality. Khususnya nasabah yang sering bergerak (mobile), akan merasa lebih nyaman untuk melakukan aktivitas perbankannya tanpa harus membuka account di bank yang berbeda-beda di berbagai tempat. Dia dapat menggunakan satu bank saja.
                              c)            Revenue and cost improvement. Biaya untuk memberikan layanan perbankan melalui Internet Banking dapat lebih murah daripada membuka kantor cabang atau membuat mesin ATM.
                             d)            Competitive advantage. Bank yang memiliki internet banking akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan bank yang tidak memiliki internet banking. Dalam waktu dekat, orang tidak ingin membuka account di bank yang tidak memiliki fasilitas Internet Banking.
                                      e)  New business model. Internet Banking memungkinan adanya bisnis model yang baru. Layanan perbankan baru dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.

Tujuan E-Banking

Aplikasi teknologi informasi dalam internet banking akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas sekaligus meningkatkan pendapatan melalui sistem penjualan yang jauh lebih efektif daripada bank konvensional. Tanpa adanya aplikasi teknologi informasi dalam internet banking, maka internet banking tidak akan jalan dan dimanfaatkan oleh industri perbankan. Secara umum, dalam penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya.

  FASILITAS E-BANKING

Berbagai jenis teknologinya diantaranya meliputi :
                              a)            Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine)
                              b)            Sistem Aplikasi Perbankan (Banking Application System)
                              c)            Sistem Penyelesaian Bruto Waktu-Nyata (Real-Time Gross Settlement System)
                             d)            Perbankan Daring (Internet Banking)
                              e)            Sistem Kliring Elektronik
Bank Indonesia sendiri lebih sering menggunakan istilah Teknologi Sistem Informasi Perbankan untuk semua terapan teknologi informasi dan komunikasi dalam layanan perbankan, atau lebih populer dengan istilah perbankan elektronik (electronic banking)

Contoh-contoh E-banking

Automated Teller Machine (ATM). Terminal elektronik yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank, melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.

Computer Banking. Layanan bank yang bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan lain-lain.

Debit (or check) Card. Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale (POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet (diambil) dari rekening banknya.

Direct Deposit. Salah satu bentuk pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.

Direct Payment (also electronic bill payment). Salah satu bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik. Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct payment.

Electronic Bill Presentment and Payment (EBPP). Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut, pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.

Electronic Check Conversion. Proses konversi informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau proses lebih lanjut.

Electronic Fund Transfer (EFT)Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya melalui  media elektronik.

Payroll Card. Salah satu tipe “stored-value card” yang diterbitkan oleh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke kartu tersebut secara elektronik.

Preauthorized Debit (or automatic bill payment). Bentuk pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik, tagihan telpon, dll). Dana secara elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya PLN atau PT Telkom).

Prepaid Card. Salah satu tipe Stored-Value Card yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.

Smart Card. Salah satu tipe stored-value card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips atau  microprocessors sehingga bisa menyimpan data, melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya  MasterCard atau Visa networks).

Stored-Value Card. Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter, yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose stored value card, penerbit (issuer)  dan penerima (acceptor) kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi tertentu (misalnya vending machines di  sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank


Contoh Bank penyedia E-Banking

Contoh salah satu bank yang sudah dapat memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah adalah Bank MANDIRI, selain merupakan salah satu bank terbesar di indonesia bank mandiri juga banyak menawarkan produk- produk yang diperlukan oleh nasabah. Dimana dengan asset teknologi mutakhir yang dimilikinya Mandiri mampu menjadi leader dalam hal pelayanan e-banking. Dengan jumlah ATM terbesar yang dimilikinya, fasilitas internet banking,dll. Padahal ukuran kecanggihan sebuah teknologi perbankan tidak hanya dilihat dari coverage ATM-nya semata, tapi seharusnya dilihat pada data centernya, khususnya di aplikasi core bankingnya.

Memang kendala yang dihadapi oleh dunia perbankan adalah kompleks dan mahalnya teknologi informasi, karena sebagian besar teknologi ini masih disuplay oleh vendor-vendor luar negeri. Tetapi bila lihat sekarang, banyak vendor – vendor pribumi yang berani bersaing dalam teknologi informasi ini. Jadi kenapa kita tidak memakai vendor-vendor pribumi untuk menanamkan teknologi informasi tersebut dalam dunia perbankan. Hal ini manjadi tuntutan bagi perbankan karena mau tidak mau suatu korporasi yang mempunyai ruang lingkup kerja yang luas ditambah dengan operasional-operasional yang sangat banyak harus ditunjang dengan suatu teknologi untuk memudahkan, mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja tersebut. Apalagi dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi.
Namun, bank mandiri selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan dan terpercaya. dengan memberikan service exellent, hingga produk – produk terpercaya yang dapat memenuhi kebutuhan nasabahnya.

Internet banking merupakan salah satu pelayanan perbankan yang diberikan bank mandiri tanpa cabang, yaitu berupa fasilitas yang akan memudahkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan tanpa perlu datang ke kantor cabang. Layanan yang diberikan internet banking kepada nasabah berupa transaksi pembayaran tagihan, informasi rekening, pemindahbukuan antar rekening, infomasi terbaru mengenai suku bunga dan nilai tukar valuta asing, administrasi mengenai perubahan Personal Identification Number (PIN), alamat rekening atau kartu, data pribadi dan lain-lain, terkecuali pengambilan uang atau penyetoran uang. Karena untuk pengambilan uang masih memerlukan layanan ATM dan penyetoran uang masih memerlukan bantuan bank cabang


Tantangan e-service (e-banking) dalam perkembangan teknologi (kelebihan dan kekurangan e-banking)
Aplikasi teknologi informasi dalam internet banking akan meningkatkan efisiensi, efektifitas, dan produktifitas sekaligus meningkatkan pendapatan melalui sistem penjualan yang jauh lebih efektif daripada bank konvensional. Tanpa adanya aplikasi teknologi informasi dalam internet banking, maka internet banking tidak akan jalan dan dimanfaatkan oleh industri perbankan. Seperti halnya teknologi yang memiliki plus dan minus, ada juga kelebihan dan kekurangan e-banking. Silakan simak penjelasannya di bawah ini.

Kelebihan E-Banking
1. Hemat Waktu.
Kamu tidak perlu menghabiskan waktu seharian hanya untuk menyelesaikan berbagai kewajibanmu di bank. E-banking akan menolong kamu menghemat waktu. Bahkan kamu bisa melakukan transaksi saat sedang bekerja, di mobil, atau pun di rumah.
2. Cepat
Buat kamu yang sibuk dan bekerja, akses cepat ke perbankan adalah suatu keharusan. Lewat e-banking, kamu bisa tahu apakah transfer uang proyek sudah masuk tanpa harus menelpon bank untuk cari tahu. Kamu juga bisa mengecek saldo dan mentransfer uang secepat yang kamu mau hanya dengan mengunakan jarimu.
3. Alat Transaksi Pembayaran
Selain aktivitas perbankan yang disebutkan di atas, kamu juga bisa melakukan transaksi pembayaran untuk pembelian tiket, membayar cicilan rumah dan kartu kredit, juga bayar membayar tagihan lainnya dengan mudah.
4. Murah
Internet saat ini sudah masuk dalam kategori murah karena ada belasan provider internet yang bisa kamu temui dan semua menawarkan layanan termurah. Kalau dibandingkan dari segi biaya yang kamu keluarkan dengan ke bank, kemacetan, dan tenaga, e-banking lebih murah dan efisien.
5. Tidak Perlu Antri dan Repot
Nasabah bisa langsung melakukan kegiatan perbankan di rumah tanpa harus antri di bank, terutama saat bulan muda – dimana jumlah nasabah yang membutuhkan layanan bank akan memblundak. Kamu bisa mengecek saldo, melakukan transfer dana baik antar bank yang sama atau antar bank yang berbeda tanpa repot.

Kekurangan E-Banking

1. Kurang Privasi
Karyawan bank bisa mengetahui tentang data nasabah dan dana yang tersimpan karena banyak dari mereka yang memiliki akses terebut.
2. Rawan Pembobolan
Ini menjadi perhatian banyak pihak kalau dana nasabah sering dibobol orang tak dikenal. Dana yang hilang sering tidak dapat dikembalikan dan nasabah menderita kerugian. Pihak bank sering beranggapan nasabah lalai dan tidak menyimpan PIN akses ke e-bankingnya dengan baik
3. Tergantung pada Internet
Tidak mungkin melakukan transaksi e-banking di kawasan yang jaringan internetnya belum ada. Jaringan internet yang diharapkan juga lebih kencang kecepatannya, kalau tidak e-banking akan mengalami gagal transaksi.
4. Target dari Cybercrime
Layanan e-banking jadi salah satu target kejahatan cyber yang sulit dibuktikan, terutama di Indonesia. Kejahatan cyber ini banyak mengambil korban tetapi masih belum menjadi prioritas dari pemerintah, termasuk bentuk payung hukum yang melindungi nasabah.

Kesimpulan

E-Banking pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam transaksi perbankan. Penggunaan fasilitas ini akan membuat nasabah nyaman dan juga membuat pihak bank akan mudah mengatur data-data transaksi perbankan karena terdapat mutasi rekening. Namun disamping kemudahan tersebut diperlukan pengetahuan nasabah tentang pengunaannya agar tidak terjadi kesalahan karena dalam fasilitas ini kesalahan penggunaan tidak ditolerir oleh pihak Bank selain tidak dapat di tolerir, e-banking juga dapat menjadi sasaran utama/ target utama dari cybercrime.


TUGAS 2KASUS YANG DISEBABKAN OLEH INTERNET





Kasus “sinkronisasi token” yang sebelumnya menimpa sejumlah nasabah bank BCA kali ini juga dialami nasabah bank Mandiri asal Semarang, Wahab Yulfikar. Sebagaimana dilaporkanKompas.com, Yulfikar mengisahkan pada hari Rabu (8/4/2015) dia mencoba mengecek saldo yang ada di rekening Bank Mandiri melalui fasilitas internet banking di http://www.bankmandiri.co.id.
Akan tetapi saat akan login, alamat situs Bank Mandiri jadi berubah menjadi id.bankmandiri.co.id. Di layar kemudian muncul menu “Sinkronisasi Token” yang meminta data-data angka yang ada di token. Yulfikar yang mengira bahwa itu adalah proses normal internet banking, lalu mengetik angka-angka yang muncul di token.
Namun Yulfikar sangat terkejut saat mendapati uang di tabungannya telah berkurang sebesar Rp 40 juta. “(Padahal) sebelumnya uang saya yang ada di Bank Mandiri Rp 80 juta, dan saya kaget ketika melihat uang saya tinggal Rp 40 juta,” ungkap Yulfikar.
Yulfikar lalu menghubungi kantor Bank Mandiri terdekat yaitu di cabang RS Karyadi Semarang. Dari data bank terlihat bahwa uang di rekeningnya telah terdebet dua kali. Pertama, uangnya terdebet sebanyak Rp 23.780.000 dan ditransfer ke rekening seseorang di CIMB Niaga dengan nomor 5230103884115 atas nama Suyatmini. Kedua, uangnya juga terkirim ke sebuah rekening BCA nomor 6470389344 atas nama Ninik Monarosama sebesar Rp 17.300.000.
Mengalami kejadian yang tidak mengenakkan, Yulfikar merasa tidak mendapat penyelesaian yang baik dari pihak Bank Mandiri. “Saya kecewa karena Bank Mandiri tidak memberikan solusi apa-apa dan tidak mau bertanggung jawab atas hilangnya uang saya itu,” keluhnya. Yulfikar masih berharap dapat melaporkan masalah itu ke polisi dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun permasalahan belum tentu di pihak perbankan. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyatakan pihaknya sedang meneliti masalah itu. Dia menyebutkan, terindikasi bahwa penipuan melalui “Sinkronisasi Token” bukan merupakan problem yang menjangkau sistem komputer di perbankan.
”Namun itu dimulai dari virus yang ada di komputer/PC milik nasabah sehingga mencuri data-data termasuk kode token dan seolah olah diminta oleh server bank,” terang Rohan.
Untuk itu dia meminta agar nasabah waspada jika menemukan menu “Sinkronisasi Token” saat membuka layanan internet banking.


Etika yang seharusnya dilakukan
Untuk menghindari kejadian yang sama, sebaiknya nasabah memahami salah satu ancaman utama di dunia internet banking adalah malware. Malware adalah sejenis virus yang bisa membuat orang lain (hacker) mengontrol komputer (atau gadget) yang telah terinfeksi. Para pelaku kejahatan online kemudian dengan mudah mengetahui data-data rahasia pengguna komputer tersebut termasuk password, pin, dan apapun yang diinputnya di komputer.
Penyebaran malware dilakukan melalui teknik-teknik phising yang terkadang sangat canggih dan halus sehingga sering tidak disadari oleh para korban. Umumnya jeratan malware dilakukan melaluiemail spam, penipuan facebook, dan sebagainya.
Demi mencegah kasus di atas, pemerintah, perbankan, dan pihak perbankan memang harus bersinergi untuk mencerdaskan masyarakat. Apalagi ditengah tingginya penggunaan mobile/internet banking dan meningkatnya penetrasi perbankan melalui agen bank (laku pandai) yang memungkinkan penggunaan transaksi perbankan melalui telepon seluler sampai ke desa-desa.
Tentu pemerintah diharapkan hadir melalui program nyata agar rakyat tidak menjadi mangsa penipu online yang juga semakin beringas.